Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Perenang Putri Mesir Ini Catat Sejarah Setelah Raih Medali Kejuaraan Dunia FINA 2017

By Minggu, 30 Juli 2017 | 18:04 WIB
Perenang Mesir, Farida Osman (kanan), berpose dengan medali perunggu yang diraih dari nomor 50 meter gaya kupu-kupu pada Kejuaraan Dunia FINA yang berlangsung di Budapest, Hungaria, Sabtu (29/7/2017). Osman cuma kalah cepat dari perenang Belanda, Ranomi Kromowidjojo (kiri) dan perenang Swedia, Sarah Sjostrom (tengah).
CHRISTOPHE SIMON/AFP PHOTO
Perenang Mesir, Farida Osman (kanan), berpose dengan medali perunggu yang diraih dari nomor 50 meter gaya kupu-kupu pada Kejuaraan Dunia FINA yang berlangsung di Budapest, Hungaria, Sabtu (29/7/2017). Osman cuma kalah cepat dari perenang Belanda, Ranomi Kromowidjojo (kiri) dan perenang Swedia, Sarah Sjostrom (tengah).

Perenang putri Mesir, Farida Osman, mencatat sejarah besar setelah berhasil meraih medali perunggu pada Kejuaraan Dunia FINA di Budapest, Hungaria, Sabtu (29/7/2017).

Kendati cuma meraih medali perunggu dari nomor 50 meter (m) gaya kupu-kupu, Osman tetap membuat sejarah. Tak cuma bagi negaranya, Mesir, tetapi juga untuk benua Afrika.

Dilansir dari situs resmi FINA, Minggu (30/7/2017), Osman kini tercatat sebagai atlet Benua Afrika pertama yang mampu meraih medali pada Kejuaraan Dunia FINA.

Dia juga menjadi satu-satunya atlet Mesir yang pernah meraih medali pada kejuaraan dunia cabang olahraga apapun.

"Meraih medali adalah target dan tujuan saya sejak awal. Jadi, berhasil mewujudkannya berarti banyak untuk saya," ucap Osman yang menyelesaikan lomba dalam tempo 25,39 detik.

 


Perenang Mesir, Farida Osman, saat menjalani babak semifinal nomor 50 meter gaya kupu-kupu Kejuaraan Dunia FINA di Budapest, Hungaria, Jumat (28/7/2017).(FRANCOIS-XAVIER MARIT/AFP PHOTO)

"Saya berhasil membuat sejarah," kata perenang 22 tahun itu lagi.

Osman lahir di Indiana, Amerika Serikat (AS), ketika kedua orang tuanya menjalani studi kedokteran gigi di Indiana University.

Setelah kedua orang tuanya menyelesaikan studi, Osman kembali ke Kairo hingga usia 18 tahun. Osman lalu "pulang" ke tanah kelahirannya, AS, untuk bersekolah.


Editor : Diya Farida Purnawangsuni
Sumber : FINA


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X