Di level senior ataupun level U-23 (kini menjadi U-22), Thailand selalu menjadi biang kerok dari ketidakmulusan langkah Indonesia di suatu ajang. Bahkan di dua ajang terakhir U-23, Tim Merah-Putih selalu kalah telak dari tim berjulukan Negeri Gajah Putih tersebut.
Pada SEA Games 2015, Abduh Lestaluhu dkk kalah 0-5 saat bertemu Chanatip Songkrasin cs di babak semifinal.
Setahun sebelumnya saat mengikuti Asian Games 2014, Bayu Gatra dan kolega harus pasrah dengan keunggulan Thailand enam gol tanpa balas.
Mengacu pada fakta buruk tersebut, tim pelatih waswas hal itu bisa mengganggu psikologis pemain menjelang laga kontra Thailand dalam Kualifikasi Piala Asia U-23 Grup H di Stadion Nasional, Bangkok, Minggu (23/7/2017).
Walhasil, untuk laga nanti tim pelatih lebih menitikberatkan pada kekuatan mental saat bersua tuan rumah.
Rekor-rekor buruk sebelumnya harus dijadikan motivasi untuk mengubah tren ke arah positif.
Baca Juga:
- Kemeja Putih Teco, 'Azimat Keberuntungan' Persija Jakarta
- Hasil Lengkap Pekan Ke-15 Liga 1, Bab Penutup Persib dan Djadjang Nurdjaman
- Kokoh Plus Produktif, Bek Impor Persija Jadi Pemain Terbaik Liga 1 Juni 2017
"Kami ingatkan sejak awal sudah harus kuat mental. Hal itu terbukti saat lawan Malaysia mental drop dan juga terjadi gol cepat," ucap Bima Sakti, asisten pelatih timnas U-22 menjelang laga melawan Thailand.
"Alhamdulillah saat melawan Mongolia bisa bangkit. Semoga kondisi pada laga sebelumnya (vs Malaysia) tidak terjadi lagi saat menghadapi Thailand," katanya.
Bila mental sudah terjaga, Bima optimistis seluruh pemain timnas yang diturunkan bakal menunjukkan penampilan terbaiknya.
Ujungnya, strategi yang diminta pelatih kepala Luis Milla bisa berjalan mulus.
"Selain teknik, taktik, dan fisik, mental harus menang dulu," ucap Bima melanjutkan.
| Editor | : | Beri Bagja |
| Sumber | : | - |
Komentar