Manchester United dua kali bersua Real Madrid pada musim panas ini. Duel kedua lebih menjanjikan karena mempertaruhkan trofi.
Penulis: Rizki Indra Sofa
Pertemuan pertama bertajuk laga uji coba di ajang International Champions Cup 2017. Manchester United berjumpa Real Madrid di Levis Stadium, California, pada Minggu (23/7/2017) atau Senin pagi WIB.
Persis 16 hari berselang, 8 Agustus 2017, kedua tim berjumpa lagi. Kali ini memperebutkan trofi Piala Super Eropa.
Man United sebagai kampiun Liga Europa edisi pamungkas menantang Madrid, sang juara bertahan Liga Champions dua musim terakhir.
Dari segi gengsi, pertemuan di Piala Super Eropa jelas lebih tinggi. Tapi, dari perspektif lain, pertandingan uji coba kali ini tak kalah penting.
Man United dan Madrid adalah dua klub besar tradisional Eropa dengan rivalitas tinggi.
Di saat Madrid tengah mengukuhkan dominasi di level klub maupun kontinental, United bisa dibilang baru memulai langkahnya menipiskan ketertinggalan trofi dan prestise dari rival asal Iberia tersebut.
Boleh dibilang start United baru dimulai musim lalu, ketika mereka menunjuk Jose Mourinho sebagai manajer.
Pada akhir musim, Mou memberikan trigelar ke Old Trafford buat Iblis Merah: Community Shield, Piala Liga, dan Liga Europa.
Makin muncul romansa reuni lantaran Mou sendiri merupakan eks pembesut Madrid.
Hanya, perceraian tak mengenakkan dengan kubu raksasa ibu kota Spanyol itu membuat Mou seolah minim peran dalam kebangkitan Los Blancos.
Baca Juga:
- 5 Pemain yang Sukses Setelah Dilepas AC Milan ke Juventus
- 10 Fakta Menarik tentang Nelson Semedo, Bek Sayap Anyar FC Barcelona
- Kedekatan Chester Bennington dengan Sepak Bola
Padahal, Mou adalah salah satu alasan Madrid bisa mengikis inferioritas terhadap Barcelona.
Ditambah lagi, Zinedine Zidane, yang kini sukses di balik kemudi Los Blancos, pernah semusim berguru pada Mourinho sebagai asisten pelatihnya pada periode terakhir pelatih Portugal itu di Santiago Bernabeu (2012-2013).
Otomatis duel ini bak mempertemukan guru dan murid. Siapa yang akan unggul? Zizou sudah pernah mengalahkan gurunya.
Bukan Mou, tapi Carlo Ancelotti dalam duel resmi, di babak perempat final Liga Champions musim lalu. Don Carlo sudah membesut Bayern Muenchen dan Madrid menang agregat 6-3.
Laga Pertama
Tak ada alasan Zidane tak bisa mengulangi pencapaian serupa, mengalahkan guru lainnya, meski akan sedikit lebih sulit.
Lebih sulit karena Madrid minim persiapan. Duel ini menjadi pembuka pretemporada alias pramusim Madrid edisi terkini.
Tim baru berkumpul pascaliburan. Otomatis chemistry mesti mulai dibangun kembali. Salah-salah operan atau belum okenya sepemahaman permainan akan menjadi pemandangan biasa nanti.
Sebaliknya, United sudah lebih siap. Mereka telah menjalani tiga uji coba sampai duel kontra Madrid. United sudah melawan LA Galaxy, Real Salt Lake, dan Manchester City.
Koordinasi dengan pemain baru juga sudah lumayan terjalin. Terbukti nama Romelu Lukaku sudah masuk papan skor di laga uji coba.
Meski demikian, Madrid adalah Madrid. Mereka tetap sang juara bertahan Liga Champions dua edisi beruntun.
Baca Juga:
- Akui Incar Empat Pemain, Guardiola Sebut Dua Nama
- Apa Rahasia Kiper Muda Arsenal Tepis Dua Penalti Bayern Muenchen?
- Gianluigi Buffon 'Berperan' dalam Kepindahan Wojciech Szczesny ke Juventus
Madrid minim gerakan di lantai bursa dengan hanya mendatangkan dua anak muda potensial. Tapi, di lain sisi, artinya skuat tak banyak berubah.
Hanya Theo Hernandez yang dibawa ke Amerika Serikat. Rekrutan anyar lain, Dani Ceballos, masih menjalani liburan ekstra.
Situasi ini membuat skuat relatif masih sama, tak butuh banyak penyesuaian diri lagi dengan para rekan, yang otomatis bisa mengebut memberikan perlawanan buat United meski rival asal Inggris itu jauh lebih siap.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar