Piala Afrika mengalami perubahan untuk edisi 2019. Hal ini menjadi kabar gembira bagi klub-klub Eropa yang memiliki pemain kunci dari Benua Hitam, termasuk Liverpool FC.
Kompetisi sepak bola terakbar se-Afrika biasanya berlangsung pada medio Januari-Februari. Liga-liga top Eropa masih bergulir di periode tersebut.
Imbasnya, tak jarang beberapa klub harus melepas pemain mereka untuk tampil membela negara masing-masing.
Namun, sekarang klub-klub Benua Biru tak perlu khawatir lagi. Mulai 2019, Piala Afrika bakal dilangsungkan pada Juni-Juli atau di musim panas setelah kompetisi liga berakhir.
Perubahan tersebut ditetapkan setelah adanya kesepakatan dalam rapat Federasi Sepak Bola Afrika (CAF).
Baca juga:
- Kopi dari Indonesia Jadi Sponsor FC Barcelona
- Mantan Bek Timnas Italia 'Jual Diri' di Situs Pencarian Kerja
- Liverpool Tur Pramusim, Anfield Dimasuki Penyusup
"Dari segi olahraga, perubahan ini akan membuka kesempatan lebih banyak bagi para pemain untuk tampil," tutur anggota Komite Eksekutif CAF, Amaju Pinnock.
Liverpool menjadi salah satu 'korban' dari Piala Afrika 2017. Mereka terseok-seok setelah melepas pemain andalannya, Sadio Mane, yang berlaga membela Senegal di ajang dwitahunan tersebut.
Sebanyak tujuh laga dilalui The Reds tanpa kehadiran Sane musim lalu. Hasilnya, mereka cuma bisa menang satu kali.
Stok pemain asal Benua Afrika di skuat Liverpool kini bertambah setelah kedatangan Mohamed Salah (Mesir) dari AS Roma.
Jumlah pemain Benua Hitam di pasukan asuhan Juergen Klopp bakal bertambah satu lagi apabila mereka berhasil mendapatkan bintang asal Guinea, Naby Keita, dari RB Leipzig.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Liverpool Echo |
Komentar