Langkah Indonesia U-22 semakin berat di Kualifikasi Piala Asia U-23 setelah takluk dari Malaysia 0-3 pada partai perdana Grup H. Pelatih kepala, Luis Milla, kudu cepat berbenah.
Penulis: Ferry Tri Adi
Kebobolan tiga gol serta lubang di sisi pertahanan menjadi fokus perhatian.
Nakhoda asal Spanyol itu juga mesti belajar bagaimana meningkatkan mental anak asuhnya saat tertinggal lebih dulu.
“Kami bermasalah pada babak pertama. Gol pertama membuat kami kesulitan. Gol itu membuat mental kami tidak siap pada 20 menit awal. Babak kedua kami tampil lebih baik. Namun, segalanya sulit karena kami sudah tertinggal tiga gol,” tutur Milla.
Pelatih 51 tahun tersebut makin pening melihat sisi penyerangan. Skuat Garuda Muda kerap kehilangan bola ketika sudah sampai di daerah lawan.
Serangan Tim Merah-Putih menjadi tak berarti lantaran sudah hilang sebelum mencapai kotak penalti lawan.
Bahkan, sisi sayap yang digadang-gadang menjadi pos terkuat Milla pun berkontribusi terhadap mayoritas kehilangan bola.
Septian David Maulana di sisi kiri dan Febri Hariyadi di kanan paling banyak kehilangan bola ketika menyerang (sembilan kali).
Patahnya serangan sebelum mencapai kotak 12 pun membuat striker Marinus Wanewar harus turun menjemput bola.
Pemain asal klub Persipura itu tampak bingung dengan tugas dadakannya itu. Keikutsertaan Marinus membantu rekan-rekannya menguasai bola ikut gagal (tiga kali kehilangan bola).
Marinus pun bukan tanpa alasan melakukan hal itu.
Pasalnya, skema yang menempatkan dirinya sebagai target man tak berjalan. Suplai bola kepada striker dari sayap maupun gelandang minim.
Evan Dimas Darmono bisa menjadi solusi. Kemunculannya pada babak kedua kontra Malaysia memberi dampak positif.
Penyerangan Indonesia U-22 tak lagi berkutat di sisi sayap.
Milla pun mengamini hal itu dan berjanji akan menurunkan eks kapten Indonesia U-19 itu sejak menit awal di dua laga berikutnya.
Tak hanya itu, Milla juga harus kembali meramu duet bek tengahnya. Hansamu Yama Pranata bisa dikedepankan sebagai rekan duet Bagas Adi Nugroho.
Baca Juga:
- Mourinho Kecewa dengan Aktivitas Transfer Manchester United
- Leipzig Tolak Rp 1,15 Triliun untuk Lepas Gelandang Ini ke Liverpool
- Efek Domino Jika Transfer Morata ke Chelsea Sukses
Apalagi, Thailand yang dihadapi di laga terakhir grup punya atribut kecepatan mumpuni.
Tiga poin kontra Thailand dan Mongolia menjadi keharusan jika ingin menjaga asa lolos ke babak berikutnya.
“Terkait Evan dan Hansamu yang tidak dimainkan dari menit pertama karena bagian dari strategi. Mereka pemain penting. Saya memasukkan Evan pada babak kedua dan permainan membaik,” kata Milla.
"Namun, kondisi sudah sulit karena kami ketinggalan tiga gol dari Malaysia. Hansamu dan Evan saya bisa pastikan akan bermain di laga berikut," tuturnya.
Terlepas dari bobroknya sisi penyerangan, Milla juga harus fokus ke daerahnya sendiri. Bagaimana tidak, empat dari 16 kehilangan bola berasal dari daerah pertahanan sendiri.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar