MEDAN, JUARA.net – Sepak bola Indonesia masih belum maju tak terlepas dari tidak adanya pemikir ulung di Tanah Air. Sejauh ini, Indonesia masih berjubel dengan para pelaku sepak bola.
Ini faktor utama yang membuat sepak bola Indonesia yang sulit berprestasi. Hal itu dikatakan pelatih senior asal Medan, Amrustian selepas timnas U-22 Indonesia kalah dari Malaysia tiga gol tanpa balas.
”Menurut saya, Indonesia sampai saat ini belum ada yang namanya pemikir sepak bola. Yang banyak itu justru para pelaku sepak bola,” ujar Amrustian, mantan pelatih klub Liga 2, PSBL Langsa kepada JUARA.
Baca juga:
- Kemenangan Sriwijaya FC Dibuyarkan 'Marquee Player' Bali United
- Optimisme Persitangsel Bisa Maksimal di Liga 3 Zona Banten
- Persis Solo Imbang, PSIS Semarang Aman di Puncak
”Kalau memang ada pemikir, pasti sepak bola kita tidak akan seperti ini. Sepak bola itu proses. Keberhasilan itu baru bisa dirasakan beberapa tahun ke depan, bukan beberapa bulan saja," ucapnya.
Kekalahan dari timnas U-22 Malaysia di laga perdana kualifikasi Piala Asia U-23 edisi 2018 pada Rabu (19/7/2017) haruslah dicermati. Menurut Amrustian, dari sisi mana skuat Garuda kalah di laga ini.
” Malaysia lebih dahulu persiapan, jadi wajar menang. Malaysia juga sudah dulu penerapkan ilmu keolahragaan, jadi wajar jika kita kalah,” tutur Amrus, panggilan akrab Amrustian.
”Kalau saya melihat, gaya main pemain Malaysia itu semua sudah sama. Gaya shooting, passing, sampai control bolanya. Jadi, ini yang harus dipikirkan dengan menyamakan sepak bola dari level bawah sampai atas,” ucap pemain PSMS Medan era 1980-an ini.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | - |
Komentar