an, Amrustian angkat suara setelah timnas U-22 Indonesia disikat Malaysia dengan skor 0-3 pada Rabu (19/7/2017). Dia pun ingin program Luis Milla disosialisasikan ke daerah.
Amrustian mengatakan, agar program kepelatihan Luis Milla seharusnya disosialiasikan sampai ke level sekolah sepak bola (SSB) di seluruh daerah.
”Keberadaan Luis Milla di Indonesia justru harus serius untuk dimanfaatkan. Supaya, kami semua dari level bawah memiliki atau tahu standar sepak bola,” kata Amrustian kepada JUARA.
Baca juga:
- Kemenangan Sriwijaya FC Dibuyarkan 'Marquee Player' Bali United
- Optimisme Persitangsel Bisa Maksimal di Liga 3 Zona Banten
- Persis Solo Imbang, PSIS Semarang Aman di Puncak
”Jadi pada usia 13 tahun misalnya, pemain atau pelatih sudah mengetahui apa yang perlu dilakukan untuk menjadi pesepak bola Indonesia ke depan,” tutur eks pelatih PSBL Langsa ini.
Amrustian juga tak setuju jika Luis Milla langsung diadili dan didepak dengan kegagalan perdana mereka bersama timnas U-22 Indonesia.
”Bukan karena kalah 0-3 lalu Luis Milla didepak. Ya, kami terus saja seperti ini kalua hal itu terjadi dan itu mengulang tanpa pernah merasakan hasil,” ucap Amrustian.
Lalu bagaimana dengan kekalahan dari timnas U-22 Malaysia tersebut?
Amrustian menegaskan, bahwa dalam sepak bola itu tidak ada yang instan. Sekalipun mendatangkan pelatih terbaik di dunia, diakuinya sepak bola membutuhkan proses.
”Bisa jadi pemain kita belum bisa memahami pola bermain yang diterapkan Luis Milla, termasuk pola makan. Semua itu pasti butuh penyesuaian lagi bagi pemain,” katanya.
”Jadi, program Luis Milla ini harus disosialisasikan ke daerah. Supaya, kami punya standar sepak bola yang sama,” tutur Amrustian, yang pernah membela PSMS Medan pada era 1980-an ini.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | - |
Komentar