Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Penggunaan Halo pada F1 2018 Dinilai Tidak Akan Disukai Penonton

By Diya Farida Purnawangsuni - Kamis, 20 Juli 2017 | 19:30 WIB
Pebalap Sahara Force India F1 Team asal Jerman, Nico Hulkenberg, melakukan uji coba halo pada latihan kesatu GP Brasil di Sao Paulo, 11 November 2016.
MIGUEL SCHINCARIOL/AFP PHOTO
Pebalap Sahara Force India F1 Team asal Jerman, Nico Hulkenberg, melakukan uji coba halo pada latihan kesatu GP Brasil di Sao Paulo, 11 November 2016.

Para pebalap Formula 1 (F1) menilai keputusan Federation Internationale de I'Automobile (FIA) terkait penggunaan halo pada musim 2018 dinilai tidak akan disukai penonton.

FIA memutuskan pemakaian halo resmi dilakukan mulai musim depan, meski mendapat pertentangan dari mayoritas tim peserta balap. Menurut sumber yang dilansir Motorsport, sembilan dari 10 tim balap menolak usulan FIA tersebut.

Keputusan FIA ini akhirnya disahkan setelah induk organisasi balapan jet darat tersebut menggunakan hak veto pada Rapat Strategi Grup di Jenewa, Swiss, Kamis (20/7/2017).

Sesaat setelah keputusan itu dirilis, para penggemar dan komentator balapan F1 ramai menyatakan ketidaksukaan mereka terhadap tampilan mobil pada musim depan dengan adanya halo.

Sejak pertama kali diperkenalkan pada 2016, banyak tim dan pebalap yang mengaku tidak nyaman dengan penggunaan halo. Menurut pebalap Haas, Romain Grosjean, pemakaian halo mengganggu pandangannya saat tengah memacu jet darat.

Sependapat dengan Grosjean, mantan pebalap F1 yang kini berprofesi sebagai komentator, Martin Brundle, menyebut sistem proteksi kokpit bernama halo adalah hal yang sangat jelek.

Kendati mendapat pertentangan yang kuat, FIA menilai pemakaian halo sudah tidak bisa ditunda lagi. Apalagi teknologi shield yang diuji coba pada GP Inggris kemain juga tidak mendapat respons bagus.


Pebalap Ferrari asal Jerman, Sebastian Vettel, bersiap menjalani latihan kesatu dengan menggunakan teknologi shield pada GP Inggris di Sirkuit Silverstone, Kamis (6/7/2017). (ANDREJ ISAKOVIC/AFP PHOTO)

FIA berkeras penggunaan halo dapat meminimalisirkan potensi cedera berat atau bahkan tewasnya seorang pebalap apabila mengalami kecelakaan.

Sementara itu, Asosiasi Pebalap Grand Prix (Grand Prix Driver's Association/GPDA) menilai halo bukanlah solusi sempurna dalam hal visual.

Mereka juga menyebut peningkatan keamanan pebalap tidak berarti harus menghilangkan keseruan dari menonton balapan F1.

"F1 adalah contoh untuk urusan keamanan tanpa mengurangi performa pebalap, sementara halo mungkin bukanlah hal yang paling estetis bagi semua orang," ucap chairman GPDA Alex Wurz.

"Namun, para pebalap akan tetap memacu dan mendorong sekeras mungkin mobil mereka. Hal itu merupakan kunci bagi F1 untuk melanjutkan pertumbuhan dan popularitas olahraga ini," kata Wurz lagi.

Halo pada awalnya diperkenalkan dan dirancang oleh Mercedes. Teknologi ini kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh FIA dan telah diuji coba secara luas selama beberapa tahun.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Delia Mustikasari
Sumber : Motorsport


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X