Pelatih kepala ganda putri nasional, Eng Hian, mengungkap hasil evaluasi tim nasional (timnas) ganda putri. Dari evaluasi itu, Eng memutuskan untuk kembali membongkar komposisi pasangan.
Salah satu pasangan yang terkena pembongkaran ialah Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani. Meski pada turnamen BCA Indonesia Open Superseries Premier 2017 Anggia/Ketut berhasil mencapai babak semifinal, Eng tetap "menceraikan" mereka.
"Walau hasil mereka pada Indonesia Open tidak jelek, dari setengah tahun ini ada yang kurang dari mereka, baik teknis maupun non teknis," tutur Eng Hian yang dilansir Badminton Indonesia, Rabu (19/7/2017).
Setelah dipisahkan, Ketut rencananya akan dipasangkan dengan Rosyita Eka Putri Sari. Dengan demikian, maka perjalanan pasangan Rosyita/Della Destiara Haris juga turut usai.
Rosyita/Ketut dijadwalkan memulai debut mereka pada ajang SEA Games Kuala Lumpur 2017.
Lebih lanjut, Eng Hian mengakui bahwa dirinya sempat berpikir untuk melakukan degradasi terhadap beberapa pemain.
Namun, wacana ini kandas setelah dia melihat program senior-junior yang dilakukan kepada pasangan Gresyia Polii/Apriani Rahayu berjalan cukup baik.
Pelatih yang akrab disapa Koh Didi ini pun mengurungkan niatnya tersebut dan mencoba menerapkan program senior-junior ke pemain-pemain lain.
"Ada pasangan yang tidak mungkin dilanjutkan lagi dan memang ada rencana beberapa pemain kena degradasi. Namun, saya pikir ulang dan melihat program Greysia/Apriani," ujar Eng Hian.
"Kenapa saya tidak minta mereka (pemain senior) untuk 'mengangkat' yang junior? Secara moril maupun confident (kepercayaan diri) pemain-pemain muda," kata Eng Hian lagi.
Setelah evaluasi ini, Eng Hian akan memantau perkembangan pasangan senior-junior dalam 3-4 turnamen hingga akhir tahun. Untuk sementara waktu, pasangan yang sudah pasti tetap berpasangan ialah Greysia/Apriani.
Sementara itu, pasangan main untuk Anggia, Della, Tiara Rosalia Nuraidah, Rizki Amelia Pradipta, dan Nisak Puji Lestari, akan diumumkan lebih lanjut.
"Saya akan melihat perkembangan pasangan-pasangan baru ini, apakah yang senior mampu membawa yang junor?" ucap Eng Hian.
"Kalau tidak bisa juga, dengan kemampuan dia, ya sudah waktunya out. Mau bagaimana lagi? Dipasangkan sama siapa pun tidak bisa kan?" kata Eng lagi.
Program evaluasi enam bulanan menjadi cara Eng memotivasi sekaligus memantau perkembangan performa dan prestasi para pemain di bawah binaannya.
Adapun turnamen Indonesia Open di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Juni lalu, menjadi turnamen terakhir pada enam bulan pertama tahun ini yang menjadi tolak ukur evaluasi timnas ganda putri.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Badminton Indonesia |
Komentar