The Joker adalah julukan almarhum Miroslav Janu saat menangani Arema FC kepada Sunarto. Sebab, penyerang asli Malang ini sangat produktif sebagai supersub. Sayang, Sunarto kini menurun grafik permainannya dan seolah terlempar dari persaingan di lini depan timnya.
Musim ini, Sunarto saat dibutuhkan sebagai solusi dari belum konsistennya ketajaman lini depan Arema FC di Liga 1 justru belum memberikan 'jawaban' memuaskan.
Jebolan Akademi Arema FC ini dianggap kalah bersaing saat memperebutkan posisi utama di sektor penyerangan.
Sunarto mengaku tidak mempermasalahkan persaingan di lini depan Arema FC. Namun, The Joker mengaku bahwa sejauh ini selalu berusaha maksimal dalam sesi latihan atau saat mendapatkan kesempatan bermain.
Baca Juga:
- Sumsel Butuh Aksi daripada Sosialisasi Penyelenggaraan Asian Games
- Jadwal Padat, Peter Odemwingie Tak Sempat Rayakan Ulang Tahun
- Ini Alasan Amrustian Tinggalkan PSBL Langsa
“Saya rasa persaingan di tim wajar. Saya selalu berusaha maksimal saat latihan atau main. Bagi saya, semua ini tidak ada masalah,” tutur Sunarto.
Selama ini, lini depan Arema FC identik dengan dua pemain, Cristian Gonzales dan Dedik Setiawan. Kedua pemain itu kini tengah kejar-kejaran gol.
Untuk sementara, Gonzales lebih unggul dengan mencetak lima gol, sedangkan Dedik hingga saat ini sudah mengemas empat gol.
Dari 15 pekan yang sudah dijalani oleh tim berjulukan Singo Edan di Liga 1, Sunarto hanya mendapatkan kesempatan sekali bermain.
Saat itu, Arema FC melakoni pertandingan away melawan tuan rumah Persela Lamongan di Stadion Surajaya, Lamongan pada (21 Mei 2017. Itu pun Sunarto hanya menjadi pemain pengganti dengan jadi suksesor Juan Pablo Pino pada menit ke-58.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | - |
Komentar