Febri Hariyadi tampaknya akan menjadi salah satu andalan dalam skema ofensif Indonesia U-22 di Kualifikasi Piala AFC U-23 2018. Hanya, pelatih Luis Milla harus lebih dulu bisa betul-betul menciptakan kondisi untuk memaksimalkan kemampuan penyerang sayap milik Persib ini.
Penulis: Andrew Sihombing/Budi Kresnadi
Febri punya kecepatan dan kemampuan teknik yang baik. Umpan daerah dalam skema serangan balik bisa lebih mengeksploitasi kualitasnya. Tapi, tentu Milla tak bisa terus-menerus berharap dari skema seperti itu.
Baca Juga:
- Puyol: Barcelona Seharusnya Tidak Rekrut Pique kalau...
- Pereira-Romero Teken Kontrak Baru, Sinyal De Gea Hengkang dari Man United?
- Kiper Pemilik Assist Terbanyak Premier League Memutuskan Pensiun
"Febri selama ini senang diberi umpan bola daerah untuk kemudian melakukan gerakan mengecoh lawan. Tapi, ini lantas diterapkan berulang-ulang sehingga lama-kelamaan bisa dibaca lawan," kata eks pemain Persib, Budiman.
Selain antisipasi dari lawan, Febri juga akan kesulitan bila pertahanan lawan sudah kembali terorganisasi. Kondisi ini tentu yang terjadi saat Milla menginginkan anak buahnya membangun serangan dari lini ke lini.
Saat lawan sudah kembali terorganisir. Febri tak bisa memaksimalkan keunggulannya dalam hal kecepatan dan akselerasi. Ruang yang dimilikinya untuk berlari melewati lawan menjadi lebih sempit.
Di sisi lain, Febri sendiri kerap gagal melewati lawan sembari menggiring bola. Hal ini terlihat dari statistik yang dikompilasi oleh Labbola di Liga 1.
Dari 20 dribel yang dilakukannya dalam 8 pertandingan, 11 di antaranya gagal. Rataan 1,125 dribel sukses per partai ini lebih buruk dibandingkan rekannya di skuat Indonesia U-22, Yabes Roni.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar