Pelatih interim Borneo FC, Ricky Nelson, melihat komposisi lini depannya seperti dihuni oleh Didier Drogba dan Diego Costa ketika sama-sama bermain untuk Chelsea.
Analogi tersebut mengacu kehadiran Lerby Eliandry dan Shane Smeltz. Keduanya terbiasa memegang lakon nomor sembilan yang menunggu di depan gawang.
Smeltz mempunyai keunggulan dalam hal pengalaman. Striker asal Selandia Baru itu sempat tampi di turnamen besar seperti Piala Dunia dan Piala Konfederasi.
Adapun Lerby bermodalkan ketajaman. Dengan delapan gol, dia merupakan striker lokal paling subur hingga pekan ke-14 Liga 1.
Menyikapi keberadaan Lerby dan Smeltz, Ricky yang ditunjuk sebagai pelatih interim menggantikan Djukanovic, enggan mencadangan salah satunya.
"Sebagai ilustrasi, Chelsea pernah memiliki Diego Costa dan Didier Drogba. Mereka memiliki gaya serupa. Pelatih bisa menurunkan salah satu saja," Ricky dalam wawancara dengan Kompas.com dan JUARA di Hotel Amaroossa, Bekasi, Sabtu (15/7/2017).
"Namun, keduanya tampil subur. Pelatih pasti merasa bingung. Solusinya bagaimana? Saya harus menurunkan formasi berbeda agar mereka bisa bermain bersama. Tinggal bagaimana pembagian tugas untuk masing-masing pemain. Smeltz memiliki pengalaman sehingga bisa bermain lebih ke belakang," kata dia.
Selain itu, Ricky juga mengapresiasi lonjakan produktivitas Lerby dalam beberapa pertandingan terakhir. Teraktual, pemain berdarah Toraja mencetak gol tunggal Borneo FC saat menang atas Mitra Kukar, Selasa (11/7/2017).
Menurut sang juru taktik, performa Lerby tidak lepas dari sentuhan Dragan Djukanovic selaku pendahulunya.
Editor | : | |
Sumber | : | - |
Komentar