Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

PBSI Gelar Rapat Koordinasi dengan Tujuh Klub Setelah Program Pemutihan

By Delia Mustikasari - Jumat, 14 Juli 2017 | 13:45 WIB
Pengurus PP PBSI masa bakti 2016-2020 berfoto bersama seusai dilantik oleh Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman di Senayan, Jakarta, Kamis (19/1/2017).
ERLY BAHTIAR/BOLA/JUARA.NET
Pengurus PP PBSI masa bakti 2016-2020 berfoto bersama seusai dilantik oleh Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman di Senayan, Jakarta, Kamis (19/1/2017).

Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) menggelar rapat koordinasi dan konsolidasi Bidang Keabsahan dan Sistem Informasi PBSI bersama tujuh PB/Klub potensial sebagai langkah lanjutan program pemutihan data/usia atlet.

Tujuh klub tersebut adalah mereka yang menyumbang minimal tiga atlet di Pelatnas PBSI seperti PB Jaya Raya Jakarta, PB Tangkas Intiland Jakarta, PB Exist Jakarta, PB Mutiara Cardinal Bandung, PB SGS PLN Bandung, PB Djarum Kudus dan PB Suryanaga Surabaya.

Rapat tersebut berlangsung di pelatnas Cipayung, Jakarta, Rabu (12/7/2017), dipimpin oleh Kepala Bidang Keabsahan dan Sistem Informasi PP PBSI Rachmat Setiyawan.

"Rapat ini memiliki tujuan strategis untuk menyatukan pandangan dan persepsi antara bidang keabsahan dan sistem onformasi PP PBSI dengan perkumpulan bulutangkis (PB) potensial. Di mana mereka telah memberikan kontribusi dalam membangun prestasi bulu tangkis Indonesia," kata Rachmat.

Rachmat berharap dengan sinergi dan kerjasama yang dibangun, ke depan praktek pencurian umur dapat diatasi secara permanen. PBSI akan melakukan optimalisasi sistem informasi PBSI dengan pengetatan pada proses persetujuan data atlet untuk meminimalisir kasus pencurian umur.

"Semua peserta rapat koordinasi telah sepakat dan berkomitmen dalam pelaksanaan program tertib administrasi data atlet melalui sistem informasi PBSI," ucap Rachmat.

"Para klub juga akan turut serta berupaya memberantas praktek pencurian umur demi mengembalikan kejayaan bulu tangkis Indonesia. Kami akan meneruskan kepada PB/klub lainnya untuk membuat satu lingkaran kuat dalam memberantas pencurian umur," ujar Rachmat.

Baca juga:

Sebelumnya, PP PBSI telah meluncurkan program pemutihan data/usia atlet sesuai SKEP/021/0.3/III/2017 tertanggal 31 Maret 2017 tentang pemutihan data/usia atlet yang berlaku selama tiga bulan hingga 30 Juni 2017.

Melalui program ini, para atlet diberikan kesempatan pengampunan jika selama ini menggunakan data usia yang tidak benar.

Mereka dapat membuat surat pernyataan pengakuan usia yang sebenarnya dan ditandatangani di atas materai oleh orangtua atlet yang bersangkutan.

Sekitar 150 atlet telah mengikuti pemutihan. PP PBSI pun tak akan memperpanjang waktu program pemutihan bagi mereka yang tidak mengikuti program pemutihan.

Apabila hasil klarifikasi dari instansi terkait dinyatakan terbukti menggunakan data/usia yang tidak benar, akan dikenakan sanksi.

Sanksi tersebut berlaku untuk atlet maupun sanksi tuntutan hukum bagi pihak terkait yang terbukti melakukan manipulasi data kelahiran atlet.


Ketua umum PBSI, Wiranto, berpose dengan tim bulu tangkis Indonesia saat merayakan HUT PBSI yang ke-66 sekaligus peluncuran tim Piala Sudirman 2017.(PBSI)

Salah satu hal yang melatarbelakangi PP PBSI memberantas pencurian umur adalah bahwa kompetisi yang tidak ideal dipastikan hanya akan menghasilkan atlet yang berprestasi semu.

Bidang Pembinaan Prestasi (Binpres) akan berpotensi salah dalam menentukan usia emas seorang atlet dan itu tidak baik untuk masa depan prestasi bulu tangkis Indonesia.

Berikut beberapa komitmen yang telah disepakati dalam rapat koordinasi.

1. Sepakat terhadap atlet yang terindikasi data kelahirannya tidak benar yang dibuktikan dengan temuan data ganda dan atau indikasi lainnya dianggap valid dan relevan akan diberi label hitam (blacklist sementara), dengan konsekuensi atlet tersebut berstatus non aktif pada sistem informasi PBSI.

2. Sepakat terhadap atlet yang diblacklist sementara tidak dapat mengikuti seluruh kejuaraan baik tingkat lokal, nasional, maupun internasional dengan menggunakan data usai yang belum dinyatakan kebenarannya oleh instansi terkait dari hasil klarifikasi Bidang Keabsahan dan sistem informasi PBSI dalam jangka waktu paling lama 6 bulan.

3. Sepakat terhadap atlet yang diberi label hitam (blacklist sementara) diperbolehkan mengikuti seluruh kejuaraan baik tingkat lokal, nasional maupun internasional dengan menggunakan asumsi usia sesuai dengan indikasi data yang disangkakan.

4. Sepakat terhadap atlet yang diberi label kuning yaitu atlet yang terindikasi ketidak benaran data kelahiran namun masih membutuhkan tambahan data/informasi, apabila di kemudian hari ditemukan data yang memiliki validitas kuat, status atlet dimaksud akan diberi label hitam (blacklist sementara).

5. Sepakat diantara sesama Perkumpulan Bulutangkis (PB) potensial untuk tidak saling menerima mutasi atlet yang diduga usia/data kelahirannya tidak benar.

6. Sepakat pada pelaksanaan rekruitmen penjaringan atlet (audisi) yang dilakukan oleh PB Potensial Wajib menggunakan Sistem Informasi PBSI serta melibatkan Tim Keabsahan dan sistem informasi PBSI untuk memverifikasi seluruh data kelahiran atlet peserta audisi tersebut.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Delia Mustikasari
Sumber : badmintonindonesia.org


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X