Cerita tim yang WO atau walk-out ini bukan hal baru bagi Hardiantono. Bek PSMS Medan ini pernah merasakannya tahun 2012.
Saat itu, Hardiantono tengah berbaju PSMS Medan. Tim dilatih Suharto AD dengan Ketua Umum Indra Sakti Harahap.
Skuat tim berjulukan Ayam Kinantan itu gagal berangkat ke Bengkulu. Hal itu disebabkan tim mengalami krisis finansial yang berujung tidak gajian dan sulit membeli tiket pesawat.
"Bagi kami sebagai pemain, kalah WO itu membuat malu. Saat itu, pemain PSMS sudah melakukan persiapan, tetapi tidak bisa berangkat," kata Hardiantono kepada JUARA.
Baca Juga:
- Jawaban Pelatih soal Penunjukan Zico sebagai Kapten Indonesia U-15
- Gagal Pulangkan Bellerin, Barca Sepakati Transfer Bek Kanan Benfica
- Ibrahimovic Akan Berikan Pengumuman Besar dalam Waktu Dekat
Oleh sebab itu, eks pemain PS TNI ini sangat paham dengan apa yang dirasakan pemain Persih FC saat ini.
"Perasaan saya sebagai pemain PSMS pada 2012 ketika WO di Bengkulu kini dirasakan pemain Persih. Pemain mana sih yang tidak mau berjuang dan bertanding di lapangan?" ujar Tono, panggilan akrab Hardiantono.
Hardiantono menegaskan bahwa ia sangat mengerti bagaimana perasaan pemain Persih FC saat ini.
Di satu sisi lain, Hardiantono tak memungkiri menang WO atas Persih FC memberikan tambahan tiga poin yang membantu PSMS ke puncak klasemen.
"Ya, saya bersyukur karena menang WO. Sekali lagi, kami juga tidak mau menang tanpa bertanding. Tetapi, harapan saya jangan ada lagi klub-klub yang seperti Persih FC," kata Hardiantono.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | - |
Komentar