Dua poin dalam dua pertandingan terakhir. Raihan ini tentu merupakan penurunan signifi kan bila dibandingkan dengan rapor Persija Jakarta selama Juni ketika berhasil memetik empat kemenangan atas Arema FC (2-0), PS TNI (2-0), Perseru Serui (3-0), dan Sriwijaya FC (1-0).
Penulis: Indra Citra Sena/Yosrizal
Akibatnya, Persija terlempar dari lima besar klasemen. Kehilangan poin lagi berarti terjun bebas meninggalkan posisi 10 besar mengingat selisih yang begitu rapat dengan sederet rival seperti PS TNI, Persib Bandung, Bali United, dan Persela Lamongan di klasemen.
Bukan perkara mudah lantaran Persija harus menyambangi markas Semen Padang yang dikenal angker pada Rabu (12/7/2017). Persipura Jayapura (0-1) dan PSM Makassar (1-2) pernah merasakan sulitnya mengais poin di Stadion Agus Salim.
Terlebih lagi, Persija selalu pulang dengan perasaan kecewa dan tangan nyaris hampa dari Kota Gadang sejak edisi 2008-2009 alias era Liga Super Indonesia (LSI). Si Macan Kemayoran bahkan belum pernah bisa menggetarkan gawang Semen Padang.
Terakhir kali Persija mendulang poin sempurna adalah satu dekade silam, tepatnya pada Liga Indonesia 2007-2008. Mereka menang 2-1 berkat sumbangsih gol Aliyudin dan Abanda Herman.
Baca Juga:
- Direktur AS Monaco Berbicara Soal Transfer Mbappe ke Real Madrid
- Kenapa Bayern Merekrut James Rodriguez dari Real Madrid?
- Apa Alasan Mourinho Pilih Lukaku daripada Lacazette?
Kelihaian memaksimalkan situasi bola mati bisa kembali menjadi senjata ampuh Persija. Statistik Labbola menyebut Ismed Sofyan dkk pernah tujuh kali mencetak gol via set piece, 50 persen dari keseluruhan produktivitas tim di Liga 1 (14).
"Dalam sepak bola terdapat banyak cara mencetak gol, baik melalui permainan terbuka maupun bola mati. Cara mana yang dipilih tergantung situasi di atas lapangan, meskipun pelatih memang seringkali meminta kami berlatih set piece," kata Ismed Sofyan kepada BOLA via sambungan telepon.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar