Lapangan rumput dan pakaian serba-putih merupakan ciri khas turnamen tenis Wimbledon yang setiap tahun digelar pada Juli. Tahun ini, Wimbledon digelar pada 3-16 Juli.
Namun, ada hal lain yang juga menjadi ciri khas salah satu turnamen Grand Slam tersebut yaitu stroberi. Buah ini biasanya dihidangkan dengan campuran susu krim.
Satu mangkuk stroberi lengkap dengan susu krim dijual 2,5 poundsterling (sekitar Rp 43.000) di kawasan All England Lawn Tennis Club (AELTC), tempat Wimbledon digelar.
Baca juga:
Harga ini sudah bertahan selama tujuh tahun terakhir. Sebelum event tahun ini berlangsung, sempat muncul kekhawatiran bahwa harga hidangan ini akan naik menyusul keluarnya Inggris dari Uni Eropa.
"Harga makanan saat ini lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Namun, ini sesuatu yang sudah kami tahu akan terjadi," kata Anthony Davis, kepala bagian makanan dan minuman di AELTC.
"Buat kami, ini soal bagaimana membuat keputusan yang tepat sehingga tamu kami mendapatkan pengalaman terbaik," kata Davis lagi.
To celebrate the start of Wimbledon on Monday, we want photos of the strawberry plant for our next 'What's Growing on the Greenway?'post pic.twitter.com/e8bWPpUwNK
— Connswater Greenway (@ConnsGreenway) June 30, 2017
Stroberi memang semakin populer di Wimbledon. Tahun lalu, selama dua pekan turnamen, 28 ton stroberi terjual di AELTC.
Stroberi yang dijual kepada para konsumen tentu saja dalam kondisi masih segar. Buah merah ini dipetik setiap pagi di Hugh Lowe Farm di Kent, lalu langsung dikirim ke Wimbledon.
Managing Director Hugh Lowe Farm Marion Regan sempat mengungkapkan kekhawatiran bahwa Wimbledon harus mengimpor stroberi dari luar Inggris karena keterbatasn jumlah pemetik sejak Inggris keluar dari UE.
Namun, Davies memastikan bahwa mereka akan tetap bisa memenuhi kebutuhan konsumen dengan stroberi dari Inggris.
Brexit worries Wimbledon strawberry farmer who depends on EU workers https://t.co/f84q6PcJpI pic.twitter.com/twpmBhwiAr
— BCABA Network (@BcabaNetwork) June 30, 2017
Pengurus AELTC juga mengatakan bahwa permintaan sushi sepanjang event Wimbledon digelar juga meningkat tajam dari 2014 hingga 2016. Kenaikannya mencapai 306 persen.
Pada 2014, permintaan makanan berprotein tinggi ini adalah 17.900 potong. Pada 2016, permintaan hidangan ikan mentah ini naik menjadi 54.784 potong.
Permintaan sushi ini datang dari para penoton dan juga pemain. Petenis kelahiran Skotlandia, Andy Murray, merupakan salah satu penggemar sushi.
Namun, ibu Murray, Judy mengingatkan agar pemilik dua gelar Wimbledon tersebut tidak terlalu banyak makan sushi.
"Kamu harus berhati-hati dengan jumlah sushi yang kamu makan. Bisa jadi kami akan kembanyakan merkuri dalam sistem (tubuhmu)," kata Judy.
Selain itu, para pemain juga meminta kepada pengelola agar menyediakan susu cokelat rendah lemak di kafe.
Editor | : | Pipit Puspita Rini |
Sumber | : | telegraph.co.uk |
Komentar