Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Erick Thohir optimistis Istora siap menjadi venue Kejuaraan Dunia FIBA 2023. Saat ini, Indonesia bersama Filipina dan Jepang tengah mengikuti bidding sebagai tuan rumah.
Indonesia yang mengajukan diri sebagai tuan rumah bersama Filipina dan Jepang akan bersaing dengan tiga negara lain yakni Rusia, Turki, dan Argentina.
"Sudah menjadi tugas KOI untuk melanjutkan pengunaan sports complex Gelora Bung Karno (GBK) setelah Asian Games 2018," tutur Erick seusai mendampingi perwakilan FIBA meninjau Istora Senayan, Jakarta, Selasa (4/7/2017).
"Perbasi (Persatuan Basket Seluruh Indonesia) juga mendukung dengan memberanikan diri untuk menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia 2023. Langkah ini akan menjadi insentif tersendiri supaya Perbasi membentuk timnas yang lebih baik," kata Erick.
Selain akan berdampak positif terhadap peningkatan prestasi tim nasional (timnas) basket, Erick juga menilai keberhasilan Indonesia menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia 2023 bisa memberi efek domino terhadap persatuan dan kesatuan bangsa.
Baca juga:
- Kunjungi Istora, Perwakilan FIBA Doakan Indonesia Menang Bidding Kejuaraan Dunia 2023
- Timnas Basket Indonesia Susah Payah di Amerika
- Penjelasan Rama Soal Masa Depannya di Aspac
"Olahraga adalah salah satu hal positif untuk menyatukan negara. Tantangan Indonesia sebagai suatu bangsa akan semakin besar di masa depan," kata Erick.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Direktur PPK GBK Winarto juga menyatakan keyakinannya terhadap kesiapan Istora menjadi venue Kejuaraan Dunia FIBA 2023.
Menurut Winarto, seusai Asian Games 2018 Jakarta-Palembang, pihaknya akan melanjutkan proses penambahan fasilitas sesuai dengan persyaratan yang diminta FIBA.
"Asian Games 2018 akan menjadi titik awal untuk memajukan olahraga. Saat ini, proses renovasi Istora sudah memenuhi standar untuk Asian Games," ucap Winarto.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | - |
Komentar