Dicky Firasat boleh saja kenyang pengalaman semasa aktif menjadi pemain profesional, namun dengan profesinya saat ini sebagai pelatih Akademi Arema, dia merasa tak pernah puas.
"Menjadi pelatih itu sebuah proses belajar yang tidak pernah berhenti. Selalu ada hal-hal baru yang kita tidak akan pernah puas jika harus berhenti di satu titik," ujar pria berusia 36 tahun ini.
Dicky yang sempat lama bermain untuk Persib Bandung pada musim 2003-2007 memiliki tekad besar untuk mengabdikan diri pada sepak bola, terutama membangun karakter pemain muda di Akademi Arema.
Baca Juga:
- Claudio Bravo: Kami Kalah dari Tim Kelas Dunia
- Awal Gabung FC Barcelona, Neymar Sempat Terkelu
- Diusir Wasit Saat Vs Portugal, Pelatih Meksiko Tak Hadiri Konferensi Pers
Tidak hanya bermodal pengalaman sebagai pemain, Dicky menyadari bahwa untuk membangun sepak bola dibutuhkan sisi keilmuan yang matang.
Menurutnya, dari sisi taktik dan metode kepelatihan sepak bola selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.
Demi mengembangkan ilmunya tersebut, Dicky tidak segan menimba ilmu dari mantan pelatihnya di Arema dulu yakni Joko Susilo.
"Ada banyak hal yang harus dipelajari, makanya saya sering berdiskusi dengan coach Joko tentang metode-metode latihan," tuturnya.
Demi mematangkan pengetahuannya tentang falsafah taktik sepak bola, Dicky mengaku tengah memelajari karakter bermain dua klub Spanyol, yakni FC Barcelona dan Real Madrid.
"Saat ini, saya tengah memerhatikan metode bermain Barcelona dan Real Madrid, bagaimana taktik mereka dibangun dengan sistematis," ujarnya.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | - |
Komentar