Penghapusan regulasi pemain U-23 terhadap klub-klub Liga 1 ternyata memberikan motivasi tersendiri bagi para personel muda di tim Arema FC. Mereka kini tak lagi sungkan dengan seniornya.
"Saat regulasi berlaku, kami mungkin agak sungkan dengan pemain senior. Tetapi, dengan tidak adanya regulasi, kami memulai dari awal lagi dengan persaingan yang ketat. Menurut saya tidak ada masalah," tutur Andrianto, salah satu pemain muda Arema FC kepada JUARA.net.
Andrianto merupakan salah satu pilihan utama pelatih Aji Santoso untuk mengisi slot pemain U-23.
Menempati posisi sayap kanan, mantan pemain Persekam Metro FC Kabupaten Malang itu mampu menunjukkan permainan maksimal, apalagi ditunjang dengan akselerasi yang cepat.
"Kalau memang harus bersaing, tentu tidak masalah karena di setiap tim juga demikian. Justru hal itu akan menjadi motivasi tersendiri bagi saya agar bisa lebih baik lagi," tuturnya.
Di sektor sayap, pesaing Andrianto cukup berat. Dia harus berkompetisi ketat dengan senior-seniornya seperti Dendi Santoso, Arif Suyono, Sunarto, bahkan sesama pemain belia, Nasir.
Senada dengan Andrianto, pemain muda lainnya, Junda Irawan, juga merasakan motivasi lebih terkait perubahan peraturan soal pemain U-23 tersebut.
"Saya pribadi menganggapnya hal itu sebagai motivasi. Kami tampil karena kemampuan dan kebutuhan tim, bukan lagi karena regulasi," kata Junda.
Pengalaman Junda tentang regulasi bukan kali ini saja terjadi. Pada perhelatan Piala Jenderal Sudirman 2015, Junda pernah merasakan tekanan besar.
Dia bersama pemain muda lain Arema FC saat itu, Dio Permana, turun di 10 menit pertama demi mematuhi regulasi.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | - |
Komentar