Pada 28 Juni mendatang, Marek Hamsik akan merayakan 10 tahun dirinya sebagai pemain Napoli. Satu dekade silam, Hamsik, berusia 19 tahun, bergabung dengan Napoli yang berstatus klub promosi Serie A.
Penulis: Theresia Simanjuntak
Presiden klub, Aurelio De Laurentiis, mendeskripsikan sang rekrutan anyar sebagai salah satu pemain bermasa depan cerah. De Laurentiis tak salah memprediksi. Hamsik menjelma sebagai figur sentral I Partenopei, gelandang energik yang rajin membantu serangan tim.
Tahun demi tahun, eks pemain Brescia itu membuktikan Napoli terlalu untung membelinya dengan biaya 5,5 juta euro. Soalnya, Hamsik bukan hanya memberikan kualitas permainan, tapi juga seluruh hatinya buat Napoli. Meski berkembang menjadi gelandang yang diminati banyak klub Eropa, Hamsik memilih setia pada Napoli.
Suatu sikap yang sulit ditemukan dalam diri atlet saat ini. Kekuatan uang belakangan terbukti bisa menggoda setiap pesepak bola untuk meninggalkan klub yang membesarkan namanya. Isu ini tengah muncul di Italia menyusul kabar kiper AC Milan, Gianluigi Donnarumma (18), yang menolak memperpanjang kontrak.
Gara-gara kasus Donnarumma inilah Hamsik ramai dibicarakan. Curva Sud sebagai suporter Milan merilis pernyataan berisi kekecewaan pada Donnarumma sembari mengungkit kesetiaan Hamsik pada Napoli, yang tak tergoyahkan oleh godaan fulus. Profil positif Hamsik kian cemerlang di mata bahkan bukan pendukung Napoli.
Dia diketahui menolak penawaran dari rival klub yang begitu dominan di Italia enam tahun terakhir, Juventus. Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Presiden Juve sekaligus legenda klub, Pavel Nedved.
"Kami telah mencapai kesepakatan dengan Napoli tentang transfer Hamsik dua tahun lalu. Namun, ia kapten Napoli dan idola para fan mereka. Karena itu, dia menolak bergabung dengan kami. Saya rasa ia akan mengakhiri kariernya di Napoli," ujar Nedved kepada TV Digi Sport.
Andai Hamsik mengesampingkan kesetiaan dan hijrah ke Juve, dia bakal memiliki dua gelar Serie A, titel yang sampai sekarang belum pernah dirasakan.
"Saya perlu hal yang lebih dari sekadar uang atau trofi. Saya butuh merasakan sesuatu di jiwa. Bisa bermain 10 tahun di Napoli adalah salah satu kehormatan terbesar dalam hidup saya karena mereka punya tempat yang sangat spesial di hati saya," ujar kapten Napoli sejak 2014 itu.
Mino Raiola
Dari Hamsik, pemain juga bisa belajar bahwa peran agen memang penting dalam perkembangan karier, tapi bukan segalanya. Mantan kapten tim nasional Slovakia itu pernah beragenkan Mino Raiola, sosok yang kini menangani sejumlah nama seperti Donnarumma dan Paul Pogba.
Baca Juga:
Pada Juli 2012, di tahun kelima Hamsik berada di Napoli, Raiola berbicara kepada media bahwa pemain seperti Hamsik seharusnya membela klub yang lebih besar dari Napoli.
"Marek pemain hebat. Jika merasa pemain bagus, Anda harus menguji diri sendiri dengan lingkungan baru untuk membuktikan nilai Anda. Atlet harus punya motivasi, jika tidak, Anda pemain biasa-biasa saja," kata agen asal Italia itu.
Raiola sepertinya kecewa karena Hamsik menolak bergabung dengan Milan, juara Serie A 2010/11, pada musim panas 2011. Tidak senang lantaran terus diminta meninggalkan Napoli, Hamsik malah memecat Raiola dan sekarang beragenkan Juraj Venglos.
Hamsik mengikuti jejak idolanya, Nedved, yang mengabaikan rayuan Raiola selaku agennya ketika ia mendapatkan tawaran dari Internazionale pada 2009. Saat itu, alasan Nedved setali tiga uang dengan Hamsik, yaitu sudah kadung cinta dengan klub yang ia bela. "Saya sangat mencintai fan Juventus.
Rasanya salah bila bergabung dengan tim yang membangun kesuksesan di atas kejatuhan kami," ucap pria dari Republik Ceska itu pada 2016. Setia atau tidak adalah pilihan setiap pesepak bola. Meski begitu, penikmat sepak bola di era modern sekarang ini merindukan sosok-sosok Hamsik lainnya meramaikan dunia si kulit bundar untuk tahun-tahun ke depan.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar