Direktur Utama Persija Jakarta, Gede Widiade, buka suara menyoal sanksi denda yang kembali menerpa tim ibu kota. Pengusaha berdarah Bali itu merasa empat spanduk berbau SARA membuat klubnya seperti dimiskinkan.
Sebelumnya, Persija dinyatakan melanggar regulasi Liga 1 pada Sidang kedelapan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, Rabu (21/6/2017).
Persija pun didenda Rp 30 juta lantaran ulah oknum suporternya yang dianggap membentangkan spanduk bernada SARA.
Pada butir ketiga hasil sidang tersebut, Persija dinyatakan menyalahi pasal 59 perihal situasi yang dapat menganggu jalannya pertandingan.
Baca Juga:
- Sundulan Ronaldo Hasilkan Tripoin Pertama untuk Portugal
- Dybala Dipukul Bek Juventus?
- Transfer Pertama Juve Hanya Penggugah Selera
"Hal-hal yang mengganggu jalannya Pertandingan seperti flare, fireworks, smoke bomb, laser, spanduk yang bernada rasis, yel-yel serta hal lain dapat dikategorikan sebagai sebuah pelanggaran disiplin dan terhadap hal tersebut akan dikenakan sanksi sesuai dengan Kode Disiplin," begitu bunyi pasal yang terdapat dalam Bab XI tentang Disiplin tersebut.
Menyikapi sanksi yang kembali menimpa Persija tersebut, Gede Widiade bereaksi. Eks bos Bhayangkara FC itu yakin bahwa perilaku merugikan tersebut bukan ulah Jakmania, sebutan fans tim ibu kota.
"Spanduk itu yang bikin Persija miskin. Yang memasangnya tentu bukan Jakmania," ucap Gede kepada wartawan, Kamis (22/6/2017).
Dari JAKMANIA
— Satria ACAB (@bd9cefe28d3d479) June 5, 2017
"STOP KRIMINALISASI ULAMA"
#KamiBersamaHRS pic.twitter.com/5MkiHY5Rn5
"Ada empat spanduk SARA. Salah satunya berbunyi 'jangan ganggu ulama kami," tutur dia.
Yang masih menjadi perdebatan yakni, apakah spanduk tersebut bisa dikategorikan sebagai pelanggaran berbau SARA. Meski begitu, Gede menegaskan bahwa pihaknya enggan melayangkan permohonan banding.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | - |
Komentar