Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Tottenham Hotspur: Audisi Bek Tengah Anyar

By Beri Bagja - Rabu, 21 Juni 2017 | 16:40 WIB
Alfie Mawson (kiri) dan Chris Smalling, termasuk kandidat bek tengah anyar Tottenham Hotspur.
GETTY IMAGES
Alfie Mawson (kiri) dan Chris Smalling, termasuk kandidat bek tengah anyar Tottenham Hotspur.

Tottenham Hotspur melakukan audisi untuk mencari bek sentral anyar. Layaknya semua audisi, proses ini bisa melibatkan beberapa juri. Selain klub, suporter ikut memberikan penilaian terhadap sang kandidat.

Target yang muncul belakangan ialah bek Manchester United, Chris Smalling. Pemain Inggris berusia 27 tahun itu disebut sedang menggedor pintu keluar dari Old Trafford seiring datangnya Victor Lindelof.

Menilik performa Smalling yang kurang stabil, wajar bila fan tampak lebih bergairah menatap prospek bersama Lindelof.

Label harga buat Smalling berkisar di angka 15 juta pound. Dilema muncul kala figur Smalling dinilai tak menjanjikan oleh segelintir pendukung Spurs.


Bek Manchester United, Chris Smalling (12), berusaha merebut bola dari penguasaan striker Chelsea, Diego Costa, dalam pertandingan Premier League 2016-2017 di Stadion Stamford Bridge, London, Inggris, pada Minggu (23/10/2016).(MIKE HEWITT/GETTY IMAGES)

Selain faktor inkonsistensi, banyak fan menganggap duit setara Rp 254,6 miliar itu lebih baik diinvestasikan buat menggaet bek muda Swansea City, Alfie Mawson (23).

Sosok Mawson menonjol sebagai salah satu revelation The Swans musim 2016/17. Dia secara cepat melesat menjadi andalan sektor belakang dan bisa pula diandalkan sebagai sumber gol alternatif.

Mawson mencetak empat gol dari 27 penampilan di musim debut bareng Swansea. Jumlah lumayan buat seorang pemain bertahan.

Mawson juga cocok dengan profil Tottenham yang rajin mengasah para pemain muda lokal untuk dipoles hingga menjadi bintang. Harganya pun sama dengan Smalling, 15 juta pound.


Bek Swansea City, Alfie Mawson (kiri), berebut bola dengan gelandang Tottenham Hotspur, Dele Alli, dalam laga lanjutan Liga Inggris 216-2017 di Stadino Liberty, Swansea, Inggris, (5/4/2017).(GEOFF CADDICK/AFP)

Spurs butuh tenaga tambahan di pos bek tengah guna melengkapi atau melapisi kemapanan duet Toby Alderweireld dan Jan Vertonghen. Manajer Mauricio Pochettino memerlukan pemain baru jika hendak mengaplikasikan sistem tiga bek tengah dalam laga.

Musim kemarin, Spurs beberapa kali menggeber variasi dari pola empat ke tiga bek sentral. Sebagai pelengkap Alderweireld-Vertonghen, Poche biasanya memasang defender pelapis, Kevin Wimmer, atau menarik Eric Dier mundur ke jantung pertahanan.

Variasi menjadi krusial lantaran Spurs tak mau sekadar menjadi tim penghibur di Liga Champion dan meningkatkan target sebagai kampiun Premier League.

Musim lalu, The Lilywhites cuma memetik dua kemenangan dari enam partai grup LC bareng Bayer Leverkusen, AS Monaco, dan CSKA Moskva. Spurs terlempar ke babak 32 besar Liga Europa dan didepak wakil Belgia, Gent.

Baca Juga:

Kembali ke soal audisi bek tengah. Selain Smalling dan Mawson, Mamadou Sakho (27) termasuk target yang dibicarakan media. Barier transfer pemain Prancis itu ialah sikap Liverpool yang terkesan jual mahal.

The Reds menginginkan 30 juta pound. Hanya, nilai itu amat riskan ditolak Spurs lantaran Sakho cuma mengemas delapan penampilan liga saat dipinjamkan ke Crystal Palace di 2016/17.

Tottenham sepertinya bisa mengetes riak pasar dengan mengajukan tawaran 20 juta pound buat eks pemain PSG itu.

Di antara ketiga kandidat tersebut, Sakho dan Smalling punya nilai plus ketimbang Mawson dari segi jam terbang di kompetisi Eropa serta pengalaman sebagai anggota tim juara pada berbagai kompetisi.

Namun, Mawson terdepan jika ukurannya ialah potensi bentangan karier sebagai investasi jangka panjang klub. Mana yang lebih baik?

Mantan bek Spurs, William Gallas, menilai Tottenham kini lebih membutuhkan unsur pengalaman jika ingin mencapai target yang lebih tinggi. Mungkin Smalling dan Sakho termasuk kriteria target harapan personel Tottenham periode 2010-2013 itu.

“Skuat Tottenham sekarang terlalu muda buat turnamen sekelas LC. Ajang itu berbeda dari EPL. Anda butuh pengalaman, perlu lebih cerdas, dan tetap fokus. Semoga mereka belajar dari kegagalan musim kemarin,” ucap Gallas, dikutip dari The Sun.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Jalu Wisnu Wirajati
Sumber : Tabloid BOLA No. 2.778


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X