Inter tidak meraih prestasi secepat harapan Zhang Jindong. Dalam setahun, revolusi yang ia harapkan terjadi di atas lapangan tak jua datang.
Penulis: Anggun Pratama
Inter mengalami dua kali pergantian pemilik dalam tiga tahun. Pada Oktober 2013, Erick Thohir melalui International Sports Capital menguasai 70 persen saham Inter dengan biaya yang dikabarkan mencapai 250 juta euro.
Komposisi saham setelah akuisisi tersebut adalah Massimo Moratti masih punya 29,5 persen, 70 persen Thohir, dan sisanya dimiliki beberapa pemegang saham minoritas.
Pada Juni 2016, Suning Group datang. Korporasi asal China itu membeli total 68,55 persen saham Inter yang didapat dari milik Thohir dan sisa dari Moratti.
ET kini tinggal punya 30,55 persen dan sisa 0,9 persen milik pemegang saham minoritas.
Baca Juga: Ini Kata Evan Dimas Soal Kans Timnas Indonesia Bermain Tiki-Taka
"Kami ingin menjuarai liga dan juga Liga Europa (di 2016/17 Inter mentas di LE). Kami ingin tim ini kembali ke puncak dunia sepak bola. Target lain adalah secepatnya bermain di Liga Champions," ujar Jindong seperti dikutip Tuttosport.
Suning Group melalui sang pemilik, Zhang Jindong, sangat ambisius. Mereka ingin Inter segera menjadi juara Italia.
Suning Group tak main-main. Di bawah pemilik baru, Inter menggeliat di bursa transfer musim panas 2016.
Joao Mario (40 juta euro), Gabriel Barbosa (29,5), Antonio Candreva (22), Cristian Ansaldi, Ever Banega (gratis), Caner Erkin (gratis) didatangkan pada bursa musim panas tersebut.
Roberto Gagliardini serta Trent Sainsbury menyusul datang pada bursa musim Januari 2017.
Hanya, investasi besar pemain tersebut tak berdampak instan. Bukan karena salah membeli pemain, tetapi keputusan klub yang mengganti pelatih di momen tak tepat.
Seperti yang sudah diketahui, Inter mengganti Roberto Mancini menjelang Serie A 2016/17 dimulai dengan Frank de Boer. Memasuki Oktober 2016, Stefano Pioli menggantikan De Boer yang dipecat.
Inter akhirnya finis di peringkat tujuh. Pioli dipecat dan kini digantikan oleh Luciano Spalletti.
Sudah setahun tertunda ambisi Inter buat paling tidak kembali ke Liga Champion. Apakah musim 2017/18 bersama Spalletti ambisi itu bakal terwujud?
Ada tiga prinsip utama yang dipegang Suning saat mengendalikan Inter seperti yang dikatakan Zhang Jindong sendiri.
Pertama adalah menjunjung tinggi nilai profesional dalam manajemen klub. Prinsip kedua adalah menjadikan Inter konsisten sebagai klub utama dalam perburuan scudetto dan juga kompetisi antarklub Eropa.
Ketiga, Suning bakal mendukung investasi besar ke tim akademi.
Dari ketiga prinsip itu, sepertinya baru dua kategori yang sudah terlihat. Dari sisi manajemen, Zhang Jindong dan Erick Thohir pasti sudah memilih profesional yang menurut mereka terbaik di posisi masing-masing.
Soal gelar? Saat ini masih jauh dari ekspektasi. Namun, keadaan itu berbeda bila fokus pada tim akademi.
Baca Juga: Vincent Aboubakar, Striker Muslim Pewaris Takhta Samuel Eto'o
Di level Beretti (U-18) dan Primavera (U-19), Sang Biru-Hitam merupakan penguasa musim ini. Tim Beretti menjuarai Campionato Nazionale Dante Berretti 2016/17, sementara tim Primavera merupakan kampiun Campionato Primavera 2016/17.
Pelatih Luciano Spalletti dengan yakin menyebut pemain Inter di level senior harus malu dengan pencapaian para junior.
"Biasanya, tim Primavera harus melihat atau mencontoh sikap pemain di tim utama. Hanya, kali ini berbeda. Kami harus melihat dan mencontoh sikap mereka. Saya ucapkan selamat buat Stefano Vecchi (pelatih tim Primavera) yang sanggup membawa pulang gelar berharga. Pujian ini juga berlaku buat para pemain," ucap Spalletti.
Melihat prestasi tersebut, akankah pemain senior Inter merasa terpacu?
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.778 |
Komentar