Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Revolusi China di Milan, Target Scudetto 2022

By Jumat, 23 Juni 2017 | 13:50 WIB
Pemilik baru AC Milan Yonghong Li saat mendatangi konferensi pers saat mengumumkan pemilik baru AC Milan, 14 April 2017.
HANDOUT/GETTY IMAGES
Pemilik baru AC Milan Yonghong Li saat mendatangi konferensi pers saat mengumumkan pemilik baru AC Milan, 14 April 2017.

Proses pencarian investor anyar AC Milan berlangsung berbelit-belit dan penuh harapan kosong. Kondisi itu tak berlaku ketika Li Yonghong datang.

Penulis: Anggun Pratama

Finalisasi akuisisi Yonghong via perusahan Rossoneri Sport Investment Lux dari tangan Fininvest milik Silvio Berlusconi terjadi pada 13 April 2017.

Total 740 juta euro digelontorkan demi mengambil alih 99,93% saham I Rossoneri yang tadinya dimiliki Fininvest. Nilai itu termasuk utang klub sebesar 220 juta euro.

“AC Milan adalah klub ternama dengan sejarah panjang di dunia sepak bola. Kami baru saja menyelesaikan satu langkah kunci buat menuju kebangkitan dan menuju masa depan yang kami janjikan. Selangkah demi selangkah kami akan memimpin klub legendaris ini ke puncak dunia sepak bola," tutur Yonghong usai resmi memiliki Milan.

Baca Juga:

Sebelum Yonghong, masih ingat Mister Bee? Mister Bee adalah nama panggilan investor asal Thailand, Bee Taechaubol yang sudah lebih dulu ingin mendapatkan Milan.

Pelan tapi pasti, Mister Bee mundur teratur. Padahal ia sempat menjanjikan uang 480 juta euro demi 48 persen dari total saham yang dipunya Fininvest. Tenggat demi tenggat dilewati buat menyetor uang tersebut karena banyak alasan, hingga pada akhirnya batal.

Calon pembeli berikutnya, Sino Europe Sports (SES) pada pertengahan 2015, juga menjalani cerita serupa. Ada nama Li Yonghong dan Han Li dalam konsorsium tersebut. SES juga didukung oleh sejumlah BUMN China.

Pendekatan SES terbentur larangan dari pemerintah China yang tak ingin uang negara dalam jumlah besar keluar negeri. Saat itu China sedang mengalami masalah dalam nilai tukar.

Sebanyak 11 investor China yang tadinya siap mendukung secara fi nansial akhirnya mundur.

Baca Juga: Ini Kata Evan Dimas Soal Kans Timnas Indonesia Bermain Tiki-Taka

Yonghong dan Han Li bergerak sendiri, lepas dari SES. Mereka membentuk Rossoneri Sport Investment Lux. Suntikan dana tambahan yang dibutuhkan Yonghong didapat dari dana pinjaman.

Pada April 2017, kepastian akuisisi akhirnya diungkapkan ke publik.


Editor : Firzie A. Idris
Sumber : Tabloid BOLA No.2.778


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X