Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Sirkuit Baku Menguji Mercedes

By Rabu, 21 Juni 2017 | 17:20 WIB
Pebalap Prancis yang membela Sahara Force India F1, Esteban Ocon saat menjalani balapan F1 Kanada di Gilles Villeneuve sirkuit, 11 Juni 2017.
CLIVE MASON/GETTY IMAGES
Pebalap Prancis yang membela Sahara Force India F1, Esteban Ocon saat menjalani balapan F1 Kanada di Gilles Villeneuve sirkuit, 11 Juni 2017.

Sirkuit Baku di Azerbaijan baru digunakan tahun lalu. Mereka mengklaim diri sebagai sirkuit jalan raya dengan kecepatan tertinggi. Penyebabnya adalah lintasan lurus yang panjang, dimulai dari tikungan 16 hingga menjelang tikungan 1.

Penulis: Arief Kurniawan

Lintasan itu bakal jadi penentu seberapa hebat Mercedes membalikkan keadaan. Pada dua balapan lalu, mereka mengaku sebagai tim kuda hitam karena status tim unggulan beralih ke Ferrari.

Mercedes kalah di sirkuit yang butuh downforce tinggi, seperti Sirkuit Sochi di Rusia dan Sirkuit Monte Carlo di Monako. Mereka masih berharap pada kekuatan mesin yang selalu jadi andalan sejak 2014 ketika era hibrida berlaku.

Namun, ada kecenderungan menarik yang terjadi di Kanada. Mercedes yang dianggap masih kalah dari Ferrari di lintasan berliku malah mengalami hal kebalikannya. Begitu juga dengan Ferrari.

Baca Juga:

Di Montreal, Kanada, tempat digelarnya seri terakhir sebelum ke Azerbaijan, ada dua bagian. Bagian pertama berliku dan bagian kedua cepat. Mercedes malah unggul di dua sektor pertama yang meliuk-liuk, tanda downforce mereka membaik.

Di lintasan lurus, Ferrari yang selama ini kalah dari Mercedes justru unggul. Sebastian Vettel (Ferrari) konsisten mengungguli Lewis Hamilton (Mercedes) di sektor tiga nan cepat itu, baik di kualifikasi maupun lomba.

Yakin karena mobil sirkuit

Sirkuit Baku bakal menggelar GP Azerbaijan untuk kali pertama. Tahun lalu, balapan di sini bernama GP Eropa.

GP Eropa memiliki kondisi mirip dengan Montreal. Dua sektor pertama berliku dan sektor terakhir terdiri dari lintasan yang teramat panjang buat power mobil.

Apakah kondisi benar-benar sudah terbalik, di mana Ferrari kini unggul di sisi power dan Mercedes untuk urusan downforce?

Yang pasti Toto Wolff, petinggi Mercedes, menyadari bahwa timnya sudah memecahkan masalah walau belum semuanya.

"Kini kami mengerti masalah utamanya," kata Wolff. Pemecahan masalah yang menurutnya berlangsung selama 10 hari non-stop, 24 jam penuh sejak GP Monako adalah kuncinya.

"Sekarang mari sama-sama lihat bagaimana di Sirkuit Baku," ujar pria Austria itu.

Pihak Ferrari tentu saja sudah menyadari kekeliruan mereka di Montreal. Vettel memang ditabrak oleh Max Verstappen (Red Bull Racing).

Kondisi itu menyebabkan dia harus masuk pit untuk mengganti sayap depan, tetapi mereka juga mengakui ada kesalahan waktu saat melakukan pit stop.

"Seharusnya kami melakukan pit stop ketika ada safety car. Namun, yang membuat saya adalah keyakinan bahwa mobil kami sangat kuat di mana saja.

Itu adalah ungkapan Vettel sebagai penyemangat dirinya dan Ferrari menjelang balapan di Baku hari Minggu (25/6/2017) ini.

Kalau benar Ferrari unggul dari sisi mesin, seharusnya Sirkuit Baku akan lebih menolong performa mereka, terutama bila terjadi kondisi persaingan ketat.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Delia Mustikasari
Sumber : Tabloid BOLA No.2.778


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X