Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Hampir Adu Jotos di Piala Dunia 2014, Timnas Kamerun Kini Suatu Keluarga

By Firzie A. Idris - Minggu, 18 Juni 2017 | 17:57 WIB
Gelandang Kamerun, Benjamin Moukandjo (tengah) berduel dengan Neymar (kiri) dan Marcelon (kanan), pada laga Piala Dunia 2014 antara Kamerun dan BRasil di Estadio Nacional, Brasilia, pada 23 Juni 2014.
PHIL WALTER/GETTY IMAGES
Gelandang Kamerun, Benjamin Moukandjo (tengah) berduel dengan Neymar (kiri) dan Marcelon (kanan), pada laga Piala Dunia 2014 antara Kamerun dan BRasil di Estadio Nacional, Brasilia, pada 23 Juni 2014.

Kamerun akan melakoni laga pertama di Piala Konfederasi 2017 saat menghadapi Cile di laga Grup B pada Senin (19/6/2017) subuh WIB. Sempat pulang dari Piala Dunia 2014 dengan memalukan, kapten tim Benjamin Moukandjo kini menjadi pemimpin sekelompok pemain yang sudah ibarat keluarga.

Pelatih Hugo Broos berhasil membesut kampiun Piala Afrika 2017 itu sebagai kesatuan solid dengan rasa kebersamaan tinggi.

"Sudah 29 tahun saya melatih tapi baru kali ini melihat grup seerat ini," ujar Broos kepada Camfoot.com.

"Mereka kawanan sejati, hal ini jarang ditemukan di sepak bola modern," lanjut mantan bek timnas Belgia pada periode 1970-1980an ini.

Padahal, Kamerun menjadi pusat perhatian negatif pada Piala Dunia 2014.

Indomitable Lions, julukan Kamerun, gagal total di Brasil. Mereka kalah tiga kali dari tiga laga grup, hanya mencetak 1 gol dan kebobolan 9.

Lebih memalukan lagi, bek Benoit Assou-Ekotto dan gelandang Benjamin Moukandjo tertangkap kamera bertengkar hebat di lapangan setelah Assou-Ekotto mendapat kartu merah pada laga kedua kontra Kroasia, di mana mereka kalah 0-4.

"Saya pulang dari turnamen itu dengan kesedihan. Kami boleh kalah tapi kami punya citra Kamerun yang harus dipertahankan. Pada hari itu kami tak menunjukan image bagus bagi sepak bola dan negara kami," ujar pemain yang kini menjadi kapten Kamerun di Piala Konfederasi tersebut.

Sang pelatih mengakui bahwa perjalanan sukses klub di Piala Afrika Gabon 2017, di mana mereka menjadi juara setelah mengalahkan Mesir 2-1 di final, menjadi penyebabnya.

"Persahabatan ini terbangun di kampanye Piala Afrika. Kami datang ke turnamen itu sebagai tim, kami pulang sebagai keluarga."

Moukandjo pun mengakui perubahan di skuat Indomitable Lions. "Jika sedang berkumpul, kami seperti keluarga, selalu riang gembira. Tetapi di latihan kami selalu serius," lanjutnya.

Anda dapat menyaksikan perjuangan Kamerun kontra Cile dan laga-laga Piala Konfederasi 2017 lainnya, secara langsung dan eksklusif hanya di RTV.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Firzie A. Idris
Sumber : Camfoot.com


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X