Jerman datang ke Rusia dengan agenda ganda. Mengangkat trofi juara Piala Konfederasi bukan satu-satunya misi yang diemban pasukan Die Mannschaft.
Penulis: Wieta Rachmatia
Kali ini tidak ada nama yang telah mendunia seperti Thomas Mueller atau Mats Hummels di dalam skuat yang dibawa pelatih Joachim Loew ke Rusia. Mayoritas amunisi yang dipanggil Loew adalah mereka yang masih minim pengalaman.
Dari 23 pemain, hanya enam orang yang merupakan alumni Piala Eropa 2016. Hanya tiga orang yang bermain di Piala Dunia 2014. Tak satu pun anggota tim nasional Jerman yang usianya sudah menginjak 30 tahun. Bahkan, hanya lima pemain yang berusia lebih tua dari 25 tahun.
"Saya mengerti orang-orang beranggapan bahwa tanpa adanya para jawara dunia dan nama besar, tak ada daya tarik di turnamen musim panas ini," ucap Loew seperti dikutip situs Deutschewelle.
"Namun, saya yakin masih ada cukup banyak penggemar yang tertarik untuk mengenal lebih dekat generasi berikutnya dari tim nasional Jerman," imbuhnya.
Melakukan regenerasi tim memang merupakan misi utama Loew. Arsitek tim berusia 57 tahun ini mulai sibuk menyusun generasi baru sepak bola Jerman sejak Der Panzer sukses menjuarai Piala Dunia 2014.
Tugas yang mudah sekaligus sulit bagi Loew. Faktanya, Jerman merupakan negara yang cukup produktif menghasilkan pesepak bola muda bertalenta tinggi. Hampir setiap tahun muncul rising star baru di klub-klub Bundesliga.
Masalahnya, tak mudah bagi Loew untuk menyeleksi mereka yang punya potensi untuk kembali mempersembahkan gelar juara dunia pada 2018. Piala Konfederasi merupakan sarana yang paling pas untuk melihat potensi para pemain muda yang dimiliki Jerman.
Baca juga:
"Setelah Piala Dunia 2014, kami membutuhkan perubahan dan menciptakan kompetisi baru di dalam tim. Kami tak bisa membawa 20 pemain yang menjuarai Piala Dunia 2014 ke Piala Dunia 2018," jelas Loew.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar