Menang di dua balapan beruntun adalah sesuatu yang sangat tidak disangka untuk kubu Ducati. Kejutan itu bahkan termasuk untuk seluruh orang yang bekerja di Bologna.
Penulis: Arief Kurniawan
Apakah ini pertanda Ducati adalah motor terbaik saat ini, di mana mereka mampu menjadi pemenang di balapan yang sangat sulit bagi pebalap dan motor apa pun?
Sang pemberi kemenangan, Andrea Dovizioso secara realistis melihat bahwa Ducati masih punya masalah. Selepas memenangi dua balapan beruntun di Sirkuit Mugello (Italia) dan Circuit de Barcelona- Catalunya (Spanyol).
"Kami menang karena mampu mengatasi kesulitan yang dialami tim-tim lain pada kondisi yang tidak mudah," ucap Dovizioso.
Balapan GP Catalunya, Minggu (11/6/2017) memang sangat menyiksa ban. Para pebalap dihadapkan pada kondisi mereka harus pandai dan cermat, bahkan sejak pemilihan ban sebelum balapan.
Ketika semua pebalap tidak bisa mendapatkan grip yang baik karena cuaca sangat panas, udara 27 derajat dan permukaan aspal 33 derajat Celsius setelah memilih ban yang tepat pun mereka mesti membalap dengan hati-hati.
Kalau tidak, mereka bisa finis di posisi buruk atau mengalami kecelakaan.
"Ketika kondisinya seperti itu, di mana para pebalap tak mau menggeber habis karena ban tidak ada cengkeraman, saya beruntung masih punya motor yang bisa tampil kencang di lintasan lurus," kata Dovizioso.
Hal inilah yang menurut Dovizioso membuat Ducati mesti berhati-hati mengklaim saat ini mereka memiliki motor yang bisa membawanya menjadi juara dunia. "Sayangnya, saya mesti mengatakan hal itu," kata pebalap berusia 31 tahun ini.
Mengembangkan motor
Kalau pun Ducati bukan motor terbaik, paling tidak mereka bisa dianggap sebagai motor yang paling bisa beradaptasi di segala kondisi.
Balapan di suhu panas dengan grip minim, mereka bisa menang. Lomba di suhu sejuk dan grip bagus, mereka pun bisa naik podium atau mendapatkan poin signifikan.
Belum lagi bila bicara kekuatan di lintasan lurus seperti yang ada di Sirkuit Mugello dan Circuit de Barcelona- Catalunya yang keduanya mereka taklukkan.
Satu-satunya kemenangan murni, di mana tim-tim lain tidak bermasalah dengan ban, diakui Dovizioso ia dapatkan di Mugello. Saat itu, Yamaha yang dianggap sebagai motor paling oke saat ini, jauh dari kata kepayahan.
Dovi juga belum memikirkan kans jadi juara dunia. "Lebih baik saya memikirkan pengembangan motor. Musim ini sangat tidak bisa ditebak," kata pebalap yang kini hanya berselisih tujuh poin dari Maverick Vinales itu.
Meski Ducati sejak 2010 baru kali ini lagi bisa menang di dua balapan beruntun, tapi paling tidak mereka sudah menyamai dua kemenangan musim lalu. Bila melihat gelagat musim ini, bukan mustahil jumlah itu akan bertambah.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.776 |
Komentar