Hal berbeda bakal dialami Indonesia saat bersua tim asal Amerika Tengah, Puerto Riko, di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Selasa (13/6/2017). Pertemuan tersebut menjadi yang pertama kali sepanjang sejarah kedua tim.
Penulis: Gonang Susatyo/Kukuh Wahyudi
Bagi timnas Indonesia, pertemuannya dengan tim dari Zona Concacaf menjadi yang kedua kalinya dalam satu dekade terakhir.
Sebelumnya pada 2007, Indonesia pernah menjamu Jamaika dengan hasil kemenangan 2-1.
Dalam laga tersebut, tim pelatih Indonesia berharap anak didiknya bisa belajar banyak saat menghadapi lawan dengan postur lebih besar.
Memaksimalkan bola-bola udara bakal menjadi senjata Puerto Riko untuk menghadapi Stefano Lilipaly dkk.
“Puerto Riko merupakan tim yang bagus. Mereka unggul postur tubuh dan pasti akan memanfaatkan keunggulan itu. Mereka bagus dalam membangun permainan. Duet penyerangnya juga harus diwaspadai," kata asisten pelatih timnas, Bima Sakti.
Alhasil, Indonesia akan coba menghindari sistem permainan yang berbuntut pada duel antarpemain.
"Kecepatan akan menjadi keunggulan Indonesia. Hal ini yang membuat kami mematangkan serangan balik. Saat berhasil menguasai bola, secepatnya kami melakukan serangan balik,” ucap mantan kapten timnas era 2000-an itu.
Meski dari segi permainan proyeksi lawan Indonesia di SEA Games 2017 tak ada yang serupa dengan Puerto Riko, Bima menyatakan penting bagi setiap pemain mengambil pelajaran dari pola mainnya.
“Apa pun hasilnya, uji coba ini sangat bermanfaat bagi timnas,” ujar Bima lagi.
Adaptasi
Puerto Riko pun menunjukkan keseriusannya menghadapi Indonesia. Tim yang bercokol di peringkat 134 FIFA itu memilih tiba lebih awal dari jadwal yang direncanakan.
Tak hanya itu, El Huracan Azul (Badai Biru), julukan mereka, sempat beruji coba melawan tim lokal.
“Kami dijadwalkan tiba H minus dua sebelum pertandingan. Tapi, kami memilih tiba lebih awal atau H minus empat karena kami harus melakukan perjalanan yang jauh,” kata pelatih Carlos García Cantarero.
Baca Juga:
“Selain itu, kami datang lebih awal agar pemain bisa beradaptasi dengan cuaca di Indonesia, sedangkan uji coba melawan tim lokal merupakan bagian dari pemantapan strategi,” tuturnya lagi.
Cantarero membawa skuat terbaiknya dalam uji coba melawan Indonesia.
Mereka termasuk kapten Emmanuel D’Andrea dan dua pemain penting: pemilik cap terbanyak, Andres Cabrero, dan Hector Ramos, pemain tersubur di timnas dengan 18 gol.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar