Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Menanti Tim Pabrikan Lain Naik Podium Setelah Honda, Yamaha, dan Ducati

By Sabtu, 10 Juni 2017 | 20:53 WIB
Jorge Lorenzo, Maverick Vinales, dan Marc Marquez di gedung opera jelang GP Catalunya.
@MOTOGP/INSTAGRAM
Jorge Lorenzo, Maverick Vinales, dan Marc Marquez di gedung opera jelang GP Catalunya.

Tidak ada yang menyangka tercipta skenario hebat ini. Pada tiga balapan terakhir, tiga tim papan atas MotoGP menguasai balapan dengan mengisi dua pebalap di podium. Mungkinkah ada pabrikan keempat akhir pekan ini?

Penulis: Arief Kurniawan

Tanpa mengurangi kiprah dan usaha keras Suzuki, Aprilia, dan KTM, rasanya hal itu mustahil. Honda, Yamaha, dan Ducati saat ini masih memiliki keunggulan signifikan terhadap ketiga tim lainnya tersebut.

Bila ditarik ulur dari tiga balapan sebelum GP Catalunya digelar Minggu (11/6/2017) ini, berarti itu adalah GP Spanyol di Sirkuit  Jerez, GP Prancis di Sirkuit Le Mans, dan GP Italia di Sirkuit Mugello.

Di Sirkuit Jerez, dua pebalap Repsol Honda, Dani Pedrosa dan Marc Marquez, memanfaatkan panasnya suhu.

Ditambah lintasan Sirkuit Jerez yang memiliki daya cengkeram (grip) rendah, ban jadi sumber petaka di sana. Di situlah Pedrosa dan Marquez unggul. Mereka finis di posisi kesatu dan kedua.

Dua pekan kemudian, kondisi berubah 180 derajat. Selain aspal Sirkuut Le Mans yang lebih nge-grip, suhu pun lebih sejuk.

Yamaha yang mengawali awal musim dengan baik kembali menunjukkan taji. Maverick Vinales dan Johann Zarco masing-masing finis kesatu dan kedua. Bila Valentino Rossi tidak terjatuh di lap terakhir, mereka dipastikan menyapu bersih podium.


Pebalap tim Movistar Yamaha, Maverick Vinales (depan), saat memimpin jalannya lomba MotoGP Prancis di Sirkuit Le Mans, (21/5/2017), diikuti pebalap tim Monster Yamaha TECH 3, Johann Zarco, dan rekan satu tim Vinales, Valentino Rossi.(JEAN-FRANCOIS MONIER/AFP)

Beranjak ke Sirkuit Mugello. Di atas kertas ini mestinya bukan trek Ducati karena jenis tikungan-tikungannya sangat menguntungkan Yamaha.

Namun, ban depan baru yang disediakan Michelin rupanya menolong performa motor Italia ini.

Lintasan lurus yang membentang dari tikungan terakhir hingga menjelang tikungan pertama sangat menguntungkan motor yang punya power bagus.

Berkaca dari hasil kualifikasi, posisi kesatu hingga kelima di sektor tersebut dikuasai semuanya oleh para pebalap Ducati.

Karena itu, tak heran ketika GP Italia para pebalap Honda dan Yamaha menyerah meladeni Ducati. Andrea Dovizioso menang dan ditemani oleh Danilo Petrucci di podium.

Walau Petrucci tidak finis di posisi dua yang diraih Vinales, itu sudah cukup untuk menunjukkan dominasi Ducati di Mugello. Sekaligus menciptakan fakta bahwa pada MotoGP musim ini tidak ada satu tim pun yang begitu dominan.

Baca Juga:

Cermat memilih ban

Bagi Suzuki, Aprilia, dan apalagi KTM, butuh keajaiban untuk bisa sama dominannya seperti Honda, Yamaha, dan Ducati.

Secara teknis, motor-motor mereka masih sulit bersaing, apakah untuk konsistensi maupun power sehingga tidak ada tim keempat yang dominan. Hanya siklus yang bisa jadi diulang oleh Honda, Yamaha, atau Ducati.

Dari sisi trek, Catalunya sangat kejam terhadap ban, terlebih aspal di sana sudah tergolong tua. Sebagai perbandingan, menurut Cal Crutchlow, kecepatan di lap 1 hingga 20 bisa berbeda 5 detik.

"Bandingkan ketika Vinales membuat putaran tercepat di Sirkuit Le Mans pada lap terakhir lomba," ujar pebalap Inggris itu.

Penjelasan Crutchlow ini memperlihatkan perbedaan aspal dan grip kedua sirkuit tersebut. Karenanya, kedua pebalap Yamaha, terutama Rossi, sangat khawatir dia gagal lagi.

"Apalagi, kondisi fisik saya belum prima karena jarak antara Sirkuit Mugello dan Circuit de Barcelona-Catalunya hanya satu pekan. Yang pasti, kondisi aspal di Catalunya paling membuat khawatir Yamaha," katanya.

Bagi Vinales, dia bisa tertolong oleh kondisi ini bila cermat dalam memilih ban. "Target saya tetap ada di podium dan meraih poin sebanyak mungkin," katanya.


Pebalap LCR Honda asal Inggris, Cal Crutchlow, memacu motor pada sesi kualifikasi GP Prancis yang berlangsung di Sirkuit Le Mans, Sabtu (20/5/2017).(JEAN-FRANCOIS MONIER/AFP PHOTO)

Bagi Ducati, untuk bisa mengulang pencapaian di Mugello sangat mungkin mereka lakukan. Tahun lalu, saat Jorge Lorenzo masih bersama Yamaha sangat menderita dengan pilihan bannya yang sangat cepat aus sebelum ia ditabrak Andrea Iannone.

Namun, di Jerez, dengan grip yang juga rendah, Lorenzo membuktikan dia bisa bersaing. "Sewaktu tes kami bisa kompetitif, tapi sepertinya Honda sangat diuntungkan dengan perubahan layout di bagian akhir sirkuit," katanya.

Benarkah Honda diuntungkan? Menurut Michelin, siapa yang paling pandai mengantisipasi kejamnya aspal Catalunya terhadap ban itulah yang bakal menang.

"Kami membawa semua jenis ban dengan status asimetris, apakah itu ban soft, medium, atau hard, dengan bagian kanan lebih keras. Aspal Catalunya akan kejam terhadap ban dan suhu panas bakal membuat tingkat keausan meninggi. Kita akan lihat siapa yang paling tepat dalam memilih ban," kata Piero Taramasso, manajer roda dua Michelin.

Siapakah dia?

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Delia Mustikasari
Sumber : Tabloid BOLA No. 2.775


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X