Mercedes tampaknya tak bisa menyalahkan siapa pun terkait kondisi mereka kini. Dari tim dominan di era hibrida sejak 2014 menjadi tim yang mudah keteteran di kondisi tertentu.
Penulis: Arief Kurniawan
Dominasi Mercedes sejak 2014 itu bermakna mereka mampu menang di mana saja, dengan karakter sirkuit bagaimana pun, plus cuaca seekstrem apa pun.
Kini, mereka tak memiliki kondisi seperti itu lagi. Mereka sedang sangat sengsara di sirkuit yang memiliki tikungan-tikungan lambat atau yang butuh akselerasi bagus saat keluar tikungan.
Lebih spesifik lagi adalah trek dengan karakter seperti sirkuit jalan raya, sempit, dan berliku.
Kondisi ini menimpa pebalap mereka, Lewis Hamilton di Rusia dan Monako. Meski Valtteri Bottas mampu menang di Rusia dan lumayan kompetitif di Monako, secara umum problem masih sangat terlihat.
Hamilton sangat kesulitan bila harus bertarung dengan ban belakang yang cepat panas. Di lintasan yang memiliki tikungan cepat seperti Circuit de Barcelona-Catalunya di Spanyol itu tak masalah, tapi di Montreal yang bakal jadi tuan rumah GP Kanada, Minggu (11/6/2017), cerita bakal lain.
Hamilton malah sangat mungkin mengulang insiden yang ia alami di Sirkuit Sochi (Rusia) dan Sirkuit Monte Carlo (Monako). Dalam banyak hal Sirkuit Gilles Villeneuve, Montreal, Kanada memiliki kemiripan dengan dua sirkuit di atas.
"Beberapa perbaikan bisa kami selesaikan segera, tapi ada juga yang butuh waktu lebih lama," kata bos Mercedes, Toto Wolff. Pria Austria ini mengakui bahwa saat ini timnya berstatus underdog, bukan lagi unggulan.
Masalah terbesar Mercedes saat ini adalah mobil W08 musim ini tidak mampu menciptakan kondisi di mana penggunaan ban maksimal dalam rentang tertentu.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.775 |
Komentar