Nama Muhammad Arfan perlahan mulai berkibar di kancah sepak bola Indonesia. Gelandang muda PSM Makasar ini bukan hanya mampu menggantikan peran Asnawi Mangkualam, yang beberapa kali absen karena harus membela tim nasional U-22, melainkan juga berhasil memenangi hati pelatih Robert Rene Albert.
Penulis: Yosrizal
Arfan telah menjelma sebagai idola baru di Makassar. Kepiawaian pemain berusia 21 tahun ini terlihat jelas ketika membantu PSM mendulang poin penuh di kandang Perseru Serui, Stadion Marora, yang notabene menjadi tempat angker bagi setiap tim tamu, pada 4 Mei lalu.
Ketika itu, Arfan diberi peran penting oleh Robert. Jebolan PSM U-21 ini mendapat kepercayaan menempati posisi gelandang sentral selama 84 menit sebelum ditarik keluar untuk bertukar tanggung jawab dengan Asnawi.
Sebagai pemain muda, Arfan bisa mengimbangi dan berkolaborasi secara apik bareng gelandang asing, Marc Anthony Klok.
Keduanya memperlihatkan kinerja yang memuaskan Robert, sampai-sampai pelatih berkacamata itu tak segan memuji Arfan sebagai the next generation of PSM.
Para pendukung PSM pun merekomendasikan duet Arfan-Klok ketimbang Klok-Asnawi. Alasannya tidak lain karena permainan tandem yang disebut paling pertama tergolong lebih padu. Kalau Klok-Asnawi punya tipe bermain serupa, lalu apa kata Arfan?
“Saya banyak belajar dari para senior. Saya bukan siapa-siapa. Sebagai pemain, saya selalu siap tampil maksimal kalau dipercaya pelatih, dengan siapa saja. Keputusan itu adalah hak pelatih. Saya selalu siap,” katanya kepada BOLA.
Baca Juga:
- Kalahkan Odemwingie, Gelandang MU Jadi Pemain Terbaik Liga 1 Mei 2017
- Buntut Rusuh di Stadion, Persegres Kembali Kena Sanksi dan Denda Komdis PSSI
- 219 Laga Tak Cukup buat Guardiola Pahami Isi Kepala Messi
Modric-Wanggai
Sebagai generasi baru di Pasukan Ramang, pengagum Luca Modric ini mengaku selalu fokus pada tanggung jawab sebagai pemain. Bahkan, pengidola Judika itu mengaku tidak punya hobi selain sepak bola.
Sosok inspiratif lain bagi putra daerah Makassar itu adalah pemain Persipura Jayapura, Imanuel Wanggai. Menurut Arfan, Modric dan Wanggai adalah dua gelandang hebat yang piawai menjalankan skema defensif maupun ofensif.
“Saya ingin seperti mereka. Bisa sebagai gelandang bertahan dan bisa juga sebagai penyerang. Tidak mudah memang karena butuh keseriusan dan kepercayaan diri tinggi, tapi saya akan terus belajar dan belajar,” ujar Arfan.
“Yang paling penting saat ini pelatih bisa percaya kepada saya dan selalu bisa jadi pilihan utama dalam setiap pertandingan. Saya juga punya mimpi besar untuk membawa PSM menjadi juara Liga 1,” ucap pemuda yang selalu ceria itu penuh harap.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.775 |
Komentar