Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) mendapat imbauan dari Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi untuk mengurangi jumlah turnamen yang diikuti para pebulu tangkis menyusul kegagalan pada Piala Sudirman 2017.
"Kekalahan pada Piala Sudirman menjadi teguran bagi kami. Wakil Presiden Jusuf Kalla sampai membahasnya pada sidang kabinet. Mereka tidak mau kegagalan ini terulang pada Asian Games 2018," kata Sekretaris Jendral Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia Indonesia Achmad Budiharto di Jakarta, Rabu (7/6/2017).
Menpora selanjutnya memberikan beberapa rekomendasi terkait prestasi bulu tangkis Indonesia yakni imbauan untuk mengurangi jumlah turnamen yang diikuti para atlet dan pengaplikasian sport science.
"Rata-rata setiap pemain mengikuti 12 turnamen per tahun. Bahkan, ada atlet yang mengikuti 15 turnamen dalam setahun jika ingin mengejar poin," ucap Budiharto.
"Sport science tidak bisa langsung diaplikasikan pada tiga turnamen terdekat yakni Indonesia Open, SEA Games Malaysia 2017, dan kejuaraan dunia karena tidak bisa instan. Jadi, yang paling memungkinkan adalah lebih selektif memilih turnamen yang akan diikuti," tutur Budiharto.
Budiharto menjelaskan bahwa banyaknya turnamen yang diikuti para pebulu tangkis akan memengaruhi peringkat dunia.
"Peringkat ini juga memengaruhi posisi unggulan pemain di suatu turnamen. Selain itu, pemain yang berada di peringkat 10 besar dunia wajib turun pada turnamen level superseries premier. Otomatis, turnamen yang harus diikuti juga banyak jumlahnya," ujar Budiharto.
Baca juga:
Selanjutnya, PBSI diminta Menpora untuk membuat pemetaan prestasi menuju Asian Games 2018 dan Olimpiade 2020.
"Dari situ, akan tergambar program periodisasi latihan dan turnamen yang akan diikuti. Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) akan membantu membiayai empat turnamen," ujar Budiharto.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | - |
Komentar