Dua pertandingan sudah dilakoni Indonesia U-19 di turnamen Toulon.
Penulis: Andrew Sihombing
Sebagaimana diketahui bersama, tim asuhan Indra Sjafri harus pasrah berada di dasar klasemen akibat kekalahan dari Brasil U-20 dan Rep Ceska U-21. Apologi pun disampaikan.
Selain soal kondisi jetlag yang masih dialami pemain menjelang duel kontra Brasil U-20, faktor fisik pun dikedepankan. Postur pemain lawan memang lebih kokoh sehingga Nurhidayat cs mengalami kesulitan dalam berduel.
"Kami akui pemain lawan lebih unggul dalam hal fisik. Kami membuat kesalahan dari dua gol yang terjadi. Tapi, pertandingan seperti ini bagus buat kami. Kita harus memperbanyak pertandingan melawan tim yang levelnya di atas," kata Indra selepas kekalahan dari Rep Ceska U-21.
"Untuk pertandingan tadi, memang usia pemain Rep Ceska di atas kita. Mereka rata-rata umur 20 dan 21 tahun. Alhamdulillah kami masih memberikan perlawanan. Laga tadi merupakan pengalaman berharga," tutur Egy Maulana Vikri.
Tentu tidak ada yang salah dari kekalahan tersebut, termasuk kendati tim Brasil U-20 baru dibentuk sepekan. Mengingat Turnamen Toulon sekadar ajang uji coba, tujuan utama Indonesia U-19 tentulah bukan kemenangan.
Bila ada yang berharap sebaliknya, justru mereka yang mesti dipertanyakan. Lihat pula permainan yang diperagakan oleh Witan cs, khususnya di laga pembuka.
Selain tak ada kegentaran menghadapi lawan yang berusia lebih tua dan berbadan lebih kekar, permainan dari kaki ke kaki dan kemampuan membangun serangan dari bawah seperti membuka memori publik pada tim asuhan Indra di Piala AFF U-19 2013.
Baca Juga:
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar