Sejak Piala Dunia 1998, kualifikasi zona Conmebol tak lagi menggunakan pembagian grup. Sebagai gantinya, sembilan atau sepuluh tim dari zona Conmebol mesti saling berjibaku memperebutkan poin alias menggunakan sistem liga.
Penulis: Wieta Rachmatia
Empat negara di urutan teratas secara otomatis mendapatkan tiket ke putaran final Piala Dunia. Sementara itu, tim yang berada di peringkat lima harus melalui babak play-off lawan juara zona Oseania.
Perubahan sistem ini sesungguhnya tak memengaruhi prestasi Argentina secara signifikan. Sepak terjang pasukan Albiceleste tergolong konsisten.
Di Piala Dunia 1998, 2002, dan 2016, Argentina lolos ke putaran final dengan menyandang status sebagai pemimpin klasemen. Pada 2006, mereka menempati posisi kedua di bawah Brasil.
Di Kualifikasi Piala Dunia 2010, performa Argentina sedikit menurun. Mereka mengalami kesulitan bersaing dengan tim-tim seperti Cile, Paraguay, dan Uruguay.
Baca Juga:
- Robert Lewandowski, Terbaik di Mata Para Kolega
- Chelsea Juga Juara dalam Hal Uang Hadiah
- Lukas Tumbuan Tangani PSGC Gantikan Carlos de Mello
Meski begitu, Argentina masih bisa lolos secara otomatis dengan mengakhiri fase kualifikasi di peringkat empat. Sejauh ini, penampilan mereka di Kualifikasi Piala Dunia 2010 adalah yang terburuk.
Namun, jika melihat performa Argentina pada Kualifikasi Piala Dunia 2018, bisa jadi keikutsertaan mereka di edisi ini menjadi yang terburuk.
Hingga pertandingan ke-14, Argentina masih tertahan di peringkat lima. Mereka baru mengumpulkan 22 poin dari enam kemenangan plus empat hasil imbang.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.774 |
Komentar