Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

4 Hal Menarik dari Kemenangan 4-1 Real Madrid atas Juventus di Final Liga Champions

By Beri Bagja - Minggu, 4 Juni 2017 | 03:58 WIB
Para pemain Real Madrid merayakan gelar juara Liga Champions 2016-2017 setelah mengalahkan Juventus di Stadion Millennium, Cardiff, Sabtu (3/6/2017).
MATTHIAS HANGST/GETTY IMAGES
Para pemain Real Madrid merayakan gelar juara Liga Champions 2016-2017 setelah mengalahkan Juventus di Stadion Millennium, Cardiff, Sabtu (3/6/2017).

Real Madrid mencatatkan sejarah dengan menjadi klub pertama yang sukses mempertahankan gelar Liga Champions. Adapun Juventus termasuk klub paling apes dengan kegagalan juara di lima kali final.

Selain dua fakta di atas, berikut empat hal menarik yang bisa dicatat dalam kemenangan 4-1 Real Madrid atas Juventus pada final Liga Champions 2016-2017 di Cardiff, Sabtu (3/6/2017).

1. Musuh favorit Ronaldo dan rekor 600 gol

Cristiano Ronaldo mencetak dua gol ke gawang Juventus (menit ke-20, 64'), dilengkapi oleh lesakan brilian Casemiro (61') dan gol Marco Asensio (90').

Juventus sempat menyamakan skor melalui tembakan akrobatik Mario Mandzukic (27').

Ronaldo pun meneruskan tradisi membobol musuh favoritnya, Gianluigi Buffon. Dengan tambahan dua gol di Cardiff, CR7 kini sudah tujuh kali menjebol gawang Buffon di berbagai ajang.

Megabintang Portugal berusia 32 tahun itu juga resmi menceploskan 600 gol dalam 855 pertandingan sepanjang karier profesional.

Perincian golnya terbagi untuk Real Madrid (406 gol), Manchester United (118), Sporting CP (5), dan timnas Portugal (71).

2. Peran Zidane sejak trofi ke-9 Liga Champions

Zinedine Zidane punya peran penting dalam lahirnya gelar Liga Champions untuk Real Madrid dari trofi ke-9 sampai ke-12 atau empat titel terakhir.

Pada 2002 sebagai pemain, legenda Prancis itu mencetak gol brilian melalui tembakan voli ke gawang Leverkusen. Madrid menang 2-1.

Di 2014, El Real unggul di final setelah menekuk Atletico 4-1 di bawah asuhan Carlo Ancelotti. Zidane adalah tangan kanan Ancelotti ketika itu.

Pria berusia 44 tahun tersebut lantas berdiri mandiri di area teknik El Real sebagai pelatih buat gelar 2015-2016 dan 2016-2017.

3. Pameran dua wajah Juventus dan Real Madrid

 

Kedua tim memamerkan wajah berbeda di masing-masing babak. Juventus melakoni start kilat dengan mencatatkan tiga peluang bagus di 3-4 menit pertama.

Mereka sukses menekan Real Madrid secara intensif hingga melepaskan 8 tembakan sebelum turun minum, sedangkan Madrid hanya 5.

El Real punya catatan 54 persen penguasaan bola di babak pertama, tetapi cuma mendapatkan satu tembakan akurat.

Itulah yang menghasilkan gol pertama CR7. Saat memasuki babak kedua, pasukan Zidane ngebut mengatasi defisit.

Mereka menambah 13 peluang lewat tembakan, sedangkan Juve cuma 3. Toni Kroos cs juga lebih percaya diri menguasai permainan dan menemukan celah di pertahanan karang Juventus.

Hasilnya, gawang Buffon kemasukan empat kali saat peluit akhir ditiup. Jumlah kebobolan itu sudah melebihi satu gol dari angka kemasukan Juventus dari fase grup sampai semifinal!

4. Mandzukic prima ofensif-defensif...di babak pertama

Juventus pada babak pertama menyamakan kedudukan melalui gol brilian Mario Mandzukic.

Pemain Kroasia itu melepaskan tembakan setengah akrobatik yang menembus barikade bek Real Madrid dan gagal dijangkau kiper Keylor Navas.

Dipasang sebagai penyerang defensif, Mandzukic juga berkontribusi prima terhadap pertahanan. Di babak pertama, dia mencatatkan seratus persen kemenangan duel udara dan tekel!

Mandzukic kerap berbenturan dengan Dani Carvajal atau Isco yang menyisir dari sisi kanan penyerangan El Real.

Upaya tersebut diimbangi dengan aspek ofensif sebagai khitahnya sebagai striker. Ia menciptakan dua peluang dan mengeksekusi tembakan akurat tunggal miliknya di babak pertama. 

Baca Juga:

Hasilnya? Satu gol fantastis. Ia juga tercatat sebagai pemain ketiga yang mencetak gol di final Liga/Piala Champions untuk dua tim berbeda. Gol pertamanya diukir buat FC Bayern pada 2013.

Pemain lain adalah Velibor Vasovic (untuk Partizan pada final 1966; Ajax 1969) dan Cristiano Ronaldo (Man United 2008; Real Madrid 2017).

Hanya, Mandzukic gagal mereplika performa bagus itu di babak kedua.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Beri Bagja
Sumber : Berbagai sumber


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X