JUARA.net – Real Madrid dan Juventus akan berhadapan di Stadion Cardiff, Sabtu (03/06/2017). Baik Juventus dan Real Madrid bakal mengerahkan senjata terbaik mereka untuk bisa keluar sebagai juara. Lima alasan ini membuat Si Nyonya Tua bisa saja jadi juara
Penulis: Sapto Haryo Rajasa
Masuknya sejumlah pemain anyar membuat Masimilliano Allegri bisa memilih beragam formasi. Dimulai dari sistem 3-5-2 warisan Antonio Conte, 3-4-2-1, 4-1-4-1, hingga 4-2-3-1 yang belakangan menjadi formasi favorit.
Juventus tak pernah kalah ketika 20 kali turun dengan skema 4-2-3-1 (15 menang, 5 seri). Pertarungan di lini tengah hampir selalu bisa dimenangi.
2. BBC+B
Juventus memang cuma menduduki posisi keenam dalam urusan mencetak gol. Total 21 gol mereka di Liga Champion bahkan kalah dari Borussia Dortmund, Bayern Muenchen, dan Barcelona, yang tersisih di perempat final. Namun, Juve paling perkasa dalam menghindari kebobolan.
Hanya 3 gol yang bersarang di gawang Gianluigi Buffon dalam 12 aksi.
Selain karena kecemerlangan Buffon, Juve juga punya barikade lini belakang fantastis. Terutama apabila turun dengan komposisi trio BBC (Andrea Barzagli, Leonardo Bonucci, dan Giorgio Chiellini).
Sinergi antara BBC dengan Buffon begitu ampuh dalam menumpulkan striker-striker terbaik sejagat. Di antaranya memaksa MSN berstatus nirgol dalam 180 menit di dua leg perempat final.
3. Mario Mandzukic
Salah satu keberhasilan Allegri di musim ini adalah “memaksa” Mario Mandzukic turun sebagai penyerang sayap kiri dalam formasi 4-2-3- 1.
Sang striker menjaga ketajamannya berupa 2 gol di dalam kotak penalti, 9 operan kunci, dan 9 penciptaan peluang.
Sementara itu, tugas di posisi anyar menghadirkan statistik apik lain berwujud 11 tekel, 31 kemenangan di duel udara, dan 9 cegatan bagi bomber Kroasia tersebut.
4. Ancaman Luar Kotak
Ketika barisan depan tak bisa menunaikan tugas mencetak gol, lini kedua menjadi alternatif dalam memecah kebuntuan. Juventus berhasil menorehkan 11 nama berbeda dalam papan skor LC musim ini.
Suatu bukti bahwa ketergantungan pada Gonzalo Higuain bisa ditekan seiring kontribusi apik dari lapisan di belakangnya. Gol Juve juga kerap datang dari luar kotak 16 meter. Dani Alves menyumbang 2 gol dan Paulo Dybala mengirim 1 gol.
5. Argentinos
Total 51 gol berhasil dilesakkan kombinasi Gonzalo Higuain dan Paulo Dybala, meski hanya 9 yang lahir di ajang LC. Allegri bisa membuktikan bahwa keduanya bisa bermain kompak bersama, bahkan bareng Mario Mandzukic sekalipun.
Awalnya aliran gol duet Argentinos ini memang bisa dibilang seret.
Namun, semakin ke sini keduanya mampu saling mengisi dalam menciptakan peluang dan gol.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.773 |
Komentar