"Pelatih yang lebih baik akan menghasilkan pesepak bola yang lebih baik pula." Demikian keyakinan yang selalu dipegang Danurwindo dan pernah disampaikannya di Forum Diskusi BOLA pada Oktober 2016.
Penulis: Andrew Sihombing
Selepas diserahi jabatan sebagai Direktur Teknik PSSI pada Januari 2017, keyakinan mantan pelatih timnas Primavera tersebut tak berkurang sedikit pun.
Itulah sebabnya Danur, sapaan akrab pria berusia 66 tahun ini, sangat memperhatikan aspek coaching education, yang merupakan salah satu lingkup tugas dan tanggung jawabnya sebagai Direktur Teknik PSSI selain merancang kurikulum sepak bola nasional.
Menurutnya, ketersediaan pemain muda bertalenta, kurikulum sepak bola yang baik, infrastruktur memadai, hingga kompetisi usia dini tidak akan memberi hasil maksimal bila Indonesia tak memiliki banyak pelatih berkualitas di kelompok usia dini.
"Untuk menciptakan pemain berkualitas, poin besarnya ada di pelatih. Nah, pelatih berkualitas inilah yang diharapkan muncul dari kursus-kursus kepelatihan lisensi AFC," ujarnya saat ditemui pekan lalu.
Dua Kali
Sepanjang tahun ini, PSSI memang menggelar 15 kursus kepelatihan lisensi AFC, mulai dari lisensi C hingga level instruktur.
"Tahun ini ada 11 kursus lisensi C AFC, 2 lisensi B, dan sekali untuk lisensi A. Tahun depan akan bertambah karena ada empat atau lima instruktur baru yang diakui AFC," kata Danur.
Selama ini, Indonesia hanya memiliki satu instruktur pelatih yang berhak memberi materi kepelatihan di lisensi C AFC, yakni Emral Abus. Hal inilah yang membuat frekuensi kursus lisensi C AFC menjadi terbatas.
PSSI memang bisa saja meminta bantuan dari instruktur pelatih dari AFC. Tapi, undangan ini pun mesti disesuaikan dulu dengan jadwal yang tersedia.
Kendala inilah yang dicari solusinya lewat penyelenggaraan MA (Member Associations) Coaching Instructor Course pada April silam. Para peserta kursus inilah yang disiapkan menjadi instruktur pelatih berikutnya.
"Sudah ada 20-an nama yang disiapkan PSSI. Tapi, untuk menjadi instruktur yang diakui AFC, mereka harus lebih dulu dua kali menjadi asisten instruktur. Setelah dua kali menjadi asisten, baru boleh menjadi instruktur dalam kursus kepelatihan lisensi C AFC," tutur Danur.
Syarat inilah yang membuat Sutan Harharah dan Kibnu Harto Slamet sudah selangkah lebih dulu dibanding rekan-rekannya di MA Coaching Instructor Course tersebut. Hal ini tak lain karena keduanya sudah ditunjuk sebagai asisten bagi Emral dalam kursus kepelatihan lisensi C AFC pada 13-25 Mei lalu.
"Ya, saya menjadi asisten buat Emral Abus di kursus lisensi C AFC tersebut. Itulah pertama kalinya saya menjadi asisten instruktur," ujar Sutan.
"Kalau sudah dua kali, baru saya bisa menjadi instruktur di kursus lisensi C AFC dan itu pun masih ada mentornya dulu. Setelah itulah baru diperbolehkan jalan sendiri," ucapnya.
Peserta MA Coaching Instructor Course 2017:
- Mustaqim
- Mundari Karya
- Sutan Harharah
- Satia Bagdja Ijatna
- Kibnu Harto Slamet
- Danan Jaya
- M Nasir
- Safei Pylly
- Wolfgang Pikal
- Hanafing
- Ibnu Grahan
- Maman Suryaman
- Robby Maruanaya
- Indra Sjafri
- Yudi Suryata
- Deny Syamsudin
- Syafrianto
- Fakhri Husaini
- Widodo Cahyono Putro
- Jessie Mustamu
- Eddy Simon Badawi
- Bambang Nurdiansyah
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar