Bek Borussia Dormtund, Marc Bartra, mengenang tragedi bom yang sempat menimpa dirinya dan rekan setim. Dia bersyukur masih hidup.
Dortmund menjadi sasaran pelemparan bom pada 11 April 2017. Insiden terjadi beberapa jam sebelum mereka menjamu AS Monaco dalam perempat final Liga Champions di Signal Iduna Park.
Bartra menjadi salah satu korban dengan luka terparah. Tangan kanan pemain berusia 26 tahun itu patah dan harus dioperasi.
Barta mengaku tak memedulikan kondisi tangannya. Ia cukup bersyukur karena masih hidup.
"Saat berada di ambulans, saya tidak peduli kalau dokter harus memotong tangan saya. Hal terpenting adalah saya masih hidup," tutur Barta dilansir Marca.
Baca juga:
- Meraih Gelar Ganda adalah Tugas Berat untuk Man City
- Paul Pogba Dinilai Minim Kontribusi dan Terlalu Banyak Gaya
- Bintang Hollywood Pantau Kandang Baru Atletico Madrid
"Tangan saya sangat sakit. Pada akhirnya, dokter mengatakan bahwa saya bisa kembali bermain dalam sebulan dan itu menjadi kabar menyenangkan," kata eks palang pintu FC Barcelona itu.
Bartra pun mengaku hampir saja tewas. Nyawa sang bek masih tertolong berkat bantuan fisio terapis.
"Fisio terapis membangunkan saya dengan sebuah tamparan dan berkata, 'Jangan tidur, Marc'. Kalau tertidur, maka saya tidak bisa terbangun," ujarnya.
Bartra menghabiskan empat pekan di ruang perawatan sebelum kembali menginjakkan kaki di arena. Eks pemain FC Barcelona itu pun mencatatkan dua penampilan setelah tragedi bom.
Editor | : | Aloysius Gonsaga |
Sumber | : | Marca |
Komentar