Seperti roda yang berputar, begitulah sepak terjang Sylvano Comvalius, penyerang Bali United asal Belanda. Di awal musim pria berdarah Suriname ini tampil jauh dari yang diharapkan.
Penulis: CW-1
Tidak sedikit para Semeton Dewata yang berkomentar negatif padanya. Namun, perlahan tetapi pasti, penampilan Comvalius semakin berbahaya di kotak penalti lawan. Kritikan tajam yang dialamatkan padanya seolah membuat dia bangkit dan bertambah kuat.
Comvalius menceritakan pengalamannya selama berkarier di sepak bola, terutama di Indonesia, kepada BOLA. Berikut wawancaranya:
Bagaimana awalnya Anda bisa ke Indonesia?
Klub yang menawari saya bermain di sini. Bali United adalah klub baru yang mau bertumbuh. Ini suatu keadaan yang amat baik untuk standar Indonesia. Itu yang membuat saya memutuskan untuk datang ke sini, kembali ke Asia. Sebelumnya saya bermain di China dan Timur Tengah. Saya selalu merasa ingin kembali ke Asia suatu hari.
Saya pertama kali ke Asia saat masih sangat muda, 24 tahun. Semuanya berkata, kembalilah nanti untuk kariermu. Dan sekarang saya pikir adalah waktu yang tepat.
Apakah Anda pernah mendengar tentang Liga Indonesia sebelumnya?
Iya, saya dengar tentang Irfan (Bachdim) karena kami kenal satu sama lain ketika masih remaja. Saya tahu dia bermain bagus dan menjadi pahlawan di tim nasional. Saya memiliki teman lain yang bermain di sini sebelumnya, Gaston Salasiwa (Bintang Medan FC).
Dia menceritakan saya tentang kegilaan sepak bola Indonesia, banyak orang, banyak suporter, dan saya suka atmosfer itu.
Anda kini sudah mencetak tiga gol. Kondisinya berbeda dengan di awal ketika suporter meragukan Anda.
Bagi saya yang paling penting adalah bahwa tim, rekan-rekan, dan pelatih selalu berada di belakang saya. Pada awal musim ketika orang berkata apapun, saya tahu bahwa saya hanya butuh melanjutkan kerja keras dan harus membuktikan jika saya penyerang.
Hal ini normal, Bali adalah tempat yang indah, mungkin banyak pemain sebelumnya yang datang ke sini tidak memberikan seratus persen. Saya tahu saya berbeda. Saya datang untuk membuktikan diri. Tapi, terkadang tiap orang butuh waktu dan sedikit keberuntungan.
Ketika memulai pertandingan pertama, saya baru dua hingga empat minggu di sini. Saya membutuhkan sedikit waktu lagi untuk adaptasi. Saya cuma berharap semuanya selalu mendukung saya.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.772 |
Komentar