Final DFB Pokal 2016-2017 antara Eintracht Frankfurt vs Borussia Dortmund digelar di arena netral, Olympiastadion, Berlin. Tapi, Berlin bukanlah tempat netral buat pelatih Frankfurt, Niko Kovac.
Penulis: Sem Bagaskara
Kendati membela tim nasional Kroasia, Kovac lahir di sana dan sempat bermain untuk klub lokal kebanggaan publik ibu kota Jerman, Hertha BSC.
"Dortmund bermain sepak bola lebih baik dari kami. Tapi, Frankfurt punya kelebihan lain. Di atas kertas kami kuda hitam, tapi di atas lapangan segalanya bisa terjadi," tutur Kovac.
Media Jerman, Deutsche Welle, menyebut Frankfurt punya hasrat menang lebih besar lantaran mereka melalui sebuah perjalanan emosional.
Setelah nyaris terdegradasi dari Bundesliga pada musim lalu, anak asuh Kovac kini berkesempatan meraih trofi DFB Pokal 2016-2017.
It's been a remarkable 12 months for Marco #Russ. Read the @eintracht_eng's midfielder's incredible story here https://t.co/pQvZSbOccu pic.twitter.com/91QxHnxY1c
— The DFB-Pokal (@DFBPokal_EN) May 25, 2017
Baca Juga:
- Berkat Kekalahan Arsenal, Sinar Granit Xhaka Muncul Musim Ini
- Tangisan Petinggi PSS Sleman untuk Pemain Elang Jawa
- Ezra Walian Punya Standar untuk Tentukan Klub Baru
Tiket ke final dipastikan Frankfurt lewat kemenangan 7-6 via adu penalti atas Borussia Moenchengladbach.
Salah satu eksekutor penalti sukses Die Adler (Sang Elang) adalah Marco Russ, yang setahun lalu didiagnosis mengidap kanker testis!
Bicara pengalaman mentas di final DFB Pokal, skuat Dortmund jelas unggul atas Frankfurt.
Die Schwarzgelben (Si Hitam-Kuning) berstatus finalis dalam tiga edisi pamungkas. Akan tetapi, dalam tiga kesempatan itu Marco Reus dkk selalu gagal menjadi kampiun.
Mereka kalah dari Bayern Muenchen (0-2), Wolfsburg (1-3), dan lagi-lagi Muenchen (0-0; adu penalti 3-4). Dortmund layak waspada.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar