Kemenangan Manchester United atas Ajax Amsterdam di final Liga Europa membuahkan kritik soal gaya bermain mereka pada laga di Friend Arena, Rabu (24/5/2017) waktu setempat.
Dua gol Setan Merah masing-masing dicetak Paul Pogba dan Henrikh Mkhitaryan. Namun, pihak Ajax menganggap permainan Man United monoton.
Pelatih Ajax, Peter Bosz, misalnya, menyebut bahwa laga final antara kedua tim monoton. Tim wakil Liga Belanda tersebut hanya sanggup menciptakan tiga peluang tepat sasaran dari 17 upaya di depan gawang United.
Baca Juga:
- Ini Faktor Penentu Kepindahan Kylian Mbappe
- Tiga Pemain Ini Ingin Teruskan Jejak Ayah Mereka di Piala Dunia U-20
- Real Madrid Amankan Jasa Remaja Usia 16 Tahun
Man United pun hanya membuat empat peluang jitu dari 7 percobaan dan dua di antaranya berhasil menjadi gol.
Mourinho tidak ambil pusing. Menurutnya, Man United sudah melakukan strategi yang tepat untuk menang.
"Kami bermain cerdas dan nyaman, serta lebih kuat dibanding Ajax. Banyak yang suka bermain indah di sepak bola, tetapi sosok-sosok bak penyair itu tidak banyak memenangi titel," kata Mourinho.
Pelatih asal Portugal itu pun menilai timnya sangat layak menang karena sudah membendung permainan Ajax yang diakuinya lebih baik.
Inilah prediksi final @EuropaLeague antara Ajax vs Manchester United oleh wartawan https://t.co/lpo5Hj4OFA: @christiananju#JUARAPrediksi pic.twitter.com/gMRkdNbXNJ
— Juara (@Juara) May 24, 2017
"Kami tahu kelebihan dan kekurangan Ajax, karena itu Man United mencoba membendung kelebihan mereka serta mengeksploitasi kelemahan mereka. Man United melakukan itu sejak menit pertama dan karenanya berhak menang," tutur Mourinho.
Bukan satu kali ini Mourinho dan Man United mendapat kritik serupa. Lawan mereka di semifinal Liga Europa, Celta Vigo, juga punya komplain sama.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | AS |
Komentar