Dengan degradasinya Blackburn Rovers ke level tiga di sepak bola Inggris, maka gerakan ikat pinggang pun harus mereka lakukan. Bukannya ketika bermain di Divisi Championship mereka bisa foya-foya. Di divisi itu, Blackburn pun sudah berhemat bukan main. Akan tetapi, sumber pendapatan akan semakin minim ketika berlaga di League One musim depan.
Contoh paling nyata adalah pendapatan dari televisi. Menurut Lancashire Telegraph, musim ini Blackburn menerima 6 juta pounds atau sekitar 103,5 miliar rupiah.
Nah, ketika bermain di League One, Blackburn hanya akan menerima seperenam dari nilai itu alias 1 juta pounds.
Sangat tidak adil jika dibandingkan dengan para klub peserta Liga Inggris.
Semakin sering laga sebuah klub tertentu disiarkan secara langsung oleh Sky, maka akan semakin banyak uang yang didapat. Bahkan, Premier League masih menambah ‘bekal’ untuk dua klub yang sudah degradasi, Middlesbrough dan Sunderland.
Beruntunglah kedua klub itu, karena pada pekan terakhir Premier League, 21 Mei 2017, keduanya terlibat dengan lawan-lawan yang masih harus menentukan posisi di Empat Besar.
Di Premier League, bayaran untuk satu kali laga ditayangkan langsung rata-rata adalah 1 juta pounds.
Bayaran untuk siaran langsung itu hanya 25 persen dari total pendapatan dari televisi di Premier League per klub. Jadi, menurut situs Sportek, klub yang berada pada peringkat ke-20 pun masih akan mendapatkan setidaknya 100 juta pounds.
Uang sebanyak itu, untuk Blackburn, bisa sangat mengurangi utang yang kini sudah mencapai 110 juta pounds. Kelar musim 2016/17, pendapatan total Blackburn hanya 22 juta pounds. Sudah jelas itu bukan operating profit. Murni pendapatan.
Baca Juga:
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Lancashire Telegraph |
Komentar