"Yang terpenting adalah mendapatkan scudetto keenam berturut-turut. Kami akan menjadi legenda jika mampu melakukannya."
Penulis: Dwi Widijatmiko
Kata-kata ini diucapkan pelatih Juventus, Massimiliano Allegri, pada pembukaan ritiro pramusim Juventus, Juli 2016. Ucapan tersebut diulangi sang allenatore pada Februari lalu.
Allegri menegaskan pentingnya Juventus kembali meraih scudetto dan mengonfirmasi dominasi klub di Serie A sejak 2011/12. Minggu (21/5), torehan bersejarah itu akhirnya menjadi kenyataan.
Hasil 3-0 melawan Crotone memberi Juventus scudetto keenam mereka secara beruntun. Prestasi itu belum pernah diukir oleh klub mana pun di Italia.
Seperti kata Allegri, tim Juventus ini akan dikenang sebagai legenda sepak bola Italia. "Enam scudetto berturut-turut adalah pencapaian yang sangat signifikan. Kami telah menulis halaman yang tidak bisa dihapus dalam sejarah sepak bola," ujar kapten Gigi Buffon.
Dominasi
Juventus baru memastikan diri meraih scudetto pada pekan ke-37, tapi kondisi itu tidak secara faktual menggambarkan proses kompetisi yang terjadi.
Juventus hampir tidak menghadapi masalah dalam perjalanan meraih gelar juara.
Bisa dibilang 2016/17 adalah salah satu raihan scudetto termudah yang diperoleh Juventus di antara enam gelar juara yang mereka dapatkan sejak 2011/12.
Musim ini Juventus merasakan menjadi capolista alias pemimpin klasemen selama 35 giornata. I Bianconeri tak tergeser lagi dari posisi puncak sejak pekan ke-5.
Baca Juga:
- Nilmaizar Sebut Semen Padang Belum Habis!
- Bukukan Sapu Bersih, Warriors Maju ke Final NBA untuk 3 Kali Beruntun
- Lolos ke Liga Europa, AC Milan Bisa Hancur di Musim 2017-18
Perburuan gelar musim ini eksis sampai pekan ke-37 karena performa Roma dan Napoli juga hebat. Bayangkan, kedua klub tersebut dalam trayek memecahkan rekor perolehan poin terbanyak dalam sebuah musim Serie A.
Napoli bahkan sudah merealisasikan pencapaian itu pada akhir pekan kemarin.
Tapi, sehebat-hebatnya Roma dan Napoli, kedua tim ini belum bisa menandingi konsistensi Juventus. "Kami tahu dalam 18 bulan terakhir, Roma meraih poin lebih banyak daripada tim lain. Tapi, yang kami lakukan sesungguhnya hanya memperkecil gap di antara Roma dan Juventus," ujar pelatih I Lupi, Luciano Spalletti, kepada Goal Italia.
Arsitek tim Napoli, Maurizio Sarri, lebih ekstrem lagi dalam mengakui keunggulan Juventus. "Mereka dari planet lain," katanya.
Ketika Juventus meraih scudetto ke-33 atau 35 jika 2004/05 dan 2005/06 masih dihitung, yang artinya hampir dua kali lipat dari pesaing terdekat, apalagi kini sampai enam kali beruntun menjadi juara, mungkin apa yang dikatakan Sarri benar.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.770 |
Komentar