Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Siklus 10 Tahun Real Madrid

By Minggu, 21 Mei 2017 | 23:30 WIB
Selebrasi kapten Real Madrid, Sergio Ramos, dalam laga semifinal UEFA Champions League antara Atletico Madrid kontra Real Madrid di Stadion Vicente Calderon, 10 Mei 2017.
LAURENCE GRIFFITHS/GETTY IMAGES
Selebrasi kapten Real Madrid, Sergio Ramos, dalam laga semifinal UEFA Champions League antara Atletico Madrid kontra Real Madrid di Stadion Vicente Calderon, 10 Mei 2017.

Sergio Ramos, 10 tahun yang lalu kala rambutnya masih panjang, mengoleksi gelar La Liga pertama bersama Real Madrid di bawah arahan Fabio Capello.

Penulis: cw-1

Hal tersebut sekaligus menegaskan realitas bahwa kapten Real Madrid berusia 31 tahun ini merupakan pemain terlama di skuat El Real sekarang.

Artinya, Sergio pun seharusnya ingat betul dengan ucapan Raul Gonzales saat akan bertanding di pekan terakhir untuk merampas gelar La Liga dari FC Barcelona satu dekade silam.

Baca juga:

“Kalau harus mati, kami pun bersedia. Yang penting, Real Madrid bisa menjadi juara.” Begitulah ungkapan Sang Pangeran Madrid pada 2007 kepada As

Kala itu, Los Blancos akan bertanding melawan Mallorca untuk memastikan gelar ke-30 Liga Spanyol di pekan terakhir.

Pernyataan heroik dari Raul itu seharusnya bisa disampaikan kembali oleh Ramos kala Madrid bersua dengan Malaga di pekan pamungkas La Liga 2016-2017 untuk memastikan diri meraih gelar La Liga.

Kejadian musim ini bisa dikatakan mirip seperti heroisme 10 tahun yang lalu, kala Real Madrid harus mengunci gelar juara Liga Spanyol hingga pertandingan terakhir versus Mallorca.

Bahkan, seperti sebuah siklus yang rutin terjadi tiap 10 tahun, Real Madrid harus memastikan gelar Liga pada Spanyol pekan terakhir.

Mengikuti siklus itu pula, FC Barcelona selalu menjadi antagonis dalam drama perebutan gelar La Liga.

Seperti halnya siklus, otomatis musim 2006-2007 bukan kisah tunggal.

Siklus ini telah terjadi saat Real Madrid merebut gelar yang ke-22 di La Liga pada 1987.

Saat itu, Madrid diperkuat para legenda seperti Hugo Sanchez dan menentukan gelarnya pada pertandingan terakhir.

Barca, yang saat itu diperkuat Gary Lineker, harus puas sebagai penguntit Madrid di puncak klasemen.

Pun 10 tahun berikut, pada musim 1996-1997 saat Real Madrid diarsiteki Fabio Capello untuk pertama kali.

Real Madrid, yang ketika itu dihuni duet striker Davor Suker- Predrag Mijatovic, harus menentukan gelar juara ke-27 di La Liga dalam el derbi Madrileno pada pekan penutupan.

Lantas, apa manfaat melihat sejarah jauh ke belakang?

Tentu saja para personel Los Galacticos bisa mengambil inspirasi, belajar dari aksi dan heroisme kisah pendahulu mereka untuk melanjutkan siklus 10 tahun itu di musim 2016-2017. Bisakah?

 

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Weshley Hutagalung
Sumber : Tabloid BOLA No.2.769


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X