Trio asisten pelatih timnas futsal U-20, Yori van der Torren, Dedi Ahadiat, dan Yos Adi Wicaksono, percaya diri mendampingi tim di Kejuaraan Futsal AFC U-20 di Bangkok, Thailand, 16-26 Mei 2017, meski tanpa pelatih kepala Victor Hermans.
Penulis: Kukuh Wahyudi
Menurut mereka, visi-misi yang diapungkan oleh Vic selama pelatnas sudah mampu dicerna oleh seluruh elemen tim. Tidak adanya Vic di Bangkok tak akan mengubah gaya main timnas yang sudah ditempa selama empat bulan terakhir.
Eks pelatih Thailand dan Malaysia itu memilih tak mendampingi tim lantaran masih memiliki masalah dengan Asosiasi Sepak Bola Thailand (FAT). Gaji Vic selama satu tahun mengarsiteki timnas Thailand belum dibayar.
Walhasil, demi kelancaran proses penyelesaian masalah tersebut, dirinya tetap tinggal di Indonesia. Kondisi itu sebenarnya sangat merugikan Indonesia.
Padahal, Vic didatangkan ke Tanah Air untuk membawa timnas mampu bersaing di ajang internasional dengan segudang pengalamannya. Tapi, di kesempatan pertama mendampingi timnas berlaga di level AFC, ia justru tak bisa ambil bagian secara langsung.
"Saya pribadi menyayangkan coach Vic tak bisa ikut. Tapi, kami sudah sempat berbicara terkait hal itu. Dia percaya kepada kami (asisten) dalam mendampingi pemain di Bangkok," kata Yori, yang juga merupakan eks anak didik Vic di timnas Belanda.
Bila ditinjau dari sisi pelatih dan pemain, tanpa kehadiran Vic membuat timnas U-20 minim jam terbang internasional. Di jajaran pelatih, hanya Dedi Ahadiat yang sempat mencicipi ajang internasional. Ia sempat menjadi pelatih fisik di timnas futsal SEA Games 2013.
Yori dan Yos justru akan menjalani debutnya. Meski begitu, Yori dan Yos kaya pengalaman internasional saat aktif bermain. Yori bersama timnas Belanda dan Yos dengan timnas Indonesia sekitar satu dekade.
"Saya sedikit tahu atmosfer ajang internasional. Semoga hal itu bisa menutup kekurangan tim yang minim jam terbang," tutur Yori.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar