Chelsea akhirnya memastikan diri menjadi juara Premier League 2016/17 di kandang West Brom, Jumat (12/5).
Penulis: Dwi Widijatmiko
Namun, bukan kepada publik The Hawthorns Chelsea perlu berterima kasih, melainkan ke Arsenal. Ya, tim besutan Antonio Conte bisa menjadi kampiun karena The Gunners.
Chelsea memulai kompetisi dengan bagus. Tiga kemenangan beruntun diperoleh. Kemudian datang hasil-hasil buruk.
Tapi, skor 2-2 di kandang Swansea masih dianggap kebetulan. Kekalahan 1-2 dari Liverpool di Stamford Bridge pun masih kelihatan bisa diterima. Setidaknya performa Chelsea di babak kedua membaik setelah tertinggal 0-2 di 45 menit awal.
Baca Juga:
- Tak Ada Saina Nehwal, PV Sindhu Tetap Percaya Diri Hadapi Piala Sudirman 2017
- Maria Sharapova Sudah Amankan Tempat pada Kualifikasi Wimbledon
- Aremania Hanya Dijatah 1.000 Tiket di Lamongan
Tapi, kemudian datang kekalahan 0-3 dari Arsenal. Arsenal! Rival sekota yang dalam empat tahun sebelumnya tak pernah menang atas Chelsea dan cuma mencetak dua gol dalam delapan pertemuan di liga.
Alhasil, hasil memalukan itu menjadi terapi kejut buat Conte dan Chelsea. Sang manajer disadarkan dia harus membuat perbedaan dan perbedaan tersebut kemudian bernama 3-4-3.
Conte mengubah formasi Chelsea. Untuk pertama kalinya di era kepemimpinan Roman Abramovich, Si Biru bermain dengan tiga bek. Trio yang biasanya menjadi andalan di tengah dan belakang: John Terry, Branislav Ivanovic, dan Cesc Fabregas dikeluarkan Conte dari tim utama.
Tanpa Pesaing
Chelsea tiba-tiba berubah. Tidak ada lagi pertahanan rapuh seperti saat melawan Arsenal. Tiga bek, dua bek sayap, dan dua gelandang berkarakter defensif memastikan gawang terlindungi dengan kokoh.
Dengan pertahanan sudah aman, lini serang tidak perlu lagi memikirkan ikut berperan defensif. Chelsea punya deretan pemain ofensif paling mematikan di liga sehingga yang terjadi kemudian adalah ledakan hebat.
Setelah kekalahan dari Arsenal, Chelsea sempat mencatat 13 kemenangan beruntun. Mereka hanya kebobolan empat gol dan mencetak 32 gol dalam 13 pertandingan itu.
Mulai menguasai puncak klasemen sejak pekan ke-11, Chelsea tak tergoyahkan lagi.
Mereka juga diuntungkan kondisi tidak ada pesaing yang benar- benar oke. Manchester City, Arsenal, dan Liverpool sempat bergantian merasakan menjadi rival terdekat dengan berada di posisi kedua. Namun, mereka tak bisa tampil konsisten.
Tottenham yang paling stabil, tapi sudah terlambat. Spurs baru menemukan performa terbaik pada pertengahan Desember 2016.
"Ini musim pertama saya di Inggris dalam kompetisi yang berat. Saya sangat senang melihat para pemain. Mereka pantas mendapatkan hal ini. Kami menunjukkan Chelsea layak memenangi liga," ujar Conte seperti dikutip dari Dailystar.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.768 |
Komentar