Meski tertahan di papan tengah, West Ham United tahu betul bagaimana mempersulit rival dari jajaran papan atas. Bahkan Liverpool juga pernah menjadi korban pasukan arahan Manajer Slaven Bilic tersebut.
Penulis: Wieta Rachmatia
Liverpool hanya mampu menahan imbang West Ham dengan skor 2-2 di kandang sendiri dalam duel pertama kedua kubu di Premier League 2016/17 pada Desember 2016. Rekor pertemuan The Reds kontra The Hammers pun tak terlalu impresif, khususnya pada partai tandang.
Kemenangan terakhir Liverpool di markas West Ham dibukukan tiga tahun silam, tepatnya pada 6 April 2014. Dalam laga tersebut, Liverpool menang dengan skor 1-2. Akhir pekan ini, Liverpool berharap bisa mengakhiri tren negatif.
Mereka membutuhkan tiga poin guna mempertahankan tiket ke babak utama Liga Champion 2017/18.
"Bagaimana rasanya jika kami gagal lolos ke Liga Champion? Sungguh menyedihkan," ucap gelandang Liverpool, James Milner, seperti dikutip situs Standard.
"Liverpool adalah tim dan klub yang harus bermain di LC. Benar, kami bisa tampil di Liga Europa. Akan tetapi, Liga Champion adalah turnamen yang paling diinginkan semua pihak," lanjutnya.
Dalam performa terbaik, Liverpool sesungguhnya punya peluang besar meraup angka sempurna di kandang West Ham. Sekali lagi, Philippe Coutinho berpotensi menjadi penentu sukses tim tamu. Meski kondisi fisiknya masih belum seratus persen fit, Coutinho masih bisa menyumbangkan gol bagi Liverpool.
Agresivitas serangan yang mumpuni membuat mereka terlihat lebih menakutkan musim ini. Masalahnya, mereka juga punya kelemahan di beberapa aspek. Liverpool begitu perkasa melawan rival dari papan atas.
Di sisi lain, mereka kerap keteteran saat menghadapi klub semenjana. Dalam penampilan terakhir (7/5), The Reds hanya bermain imbang tanpa gol versus Southampton yang notabene berada di peringkat sepuluh.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar