Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Indonesia Siap meski Bukan Unggulan di Piala Sudirman

By Sabtu, 13 Mei 2017 | 09:00 WIB
(Kiri-kanan): Gregoria Mariska Tunjung, Dinar Dyah Ayustine, dan Fitriani.
PBSI_NAFIELAH
(Kiri-kanan): Gregoria Mariska Tunjung, Dinar Dyah Ayustine, dan Fitriani.

Dalam navigasi, pergeseran satu derajat saja bermakna perubahan arah dan tujuan perjalanan. Pergeseran seperti itulah yang terjadi di sektor tunggal putri pelatnas dalam empat bulan terakhir. Meski baru sedikit, perubahan itu menuju ke arah positif.

Penulis: Aprelia Wulansari

Saya bisa mengatakan bahwa sudah ada peningkatan meski memang anak-anak belum stabil dan belum konsisten,” ucap asisten pelatih tunggal putri, Minarti Timur, kepada JUARA.

Pernyataan Minarti yang memegang pelatnas sejak awal 2017 ini memang sesuai dengan raihan anak-anak asuhnya.

Meskipun Fitriani dan kawan-kawan belum meraih gelar juara di ajang bergengsi, seperti super series,  permainan yang lebih ulet dan tak mau kalah telah ditunjukkan oleh para pemain muda itu.

Fitriani melaju ke semifinal Swiss Terbuka, 16 besar superseries Singapura Terbuka, 32 besar All England, dan Dinar melaju ke babak 16 besar All England dan 16 besar Swiss Terbuka.

Meskipun bisa disebut seperti bergeser ke arah yang baik, tetap ada catatan untuk para pemain dari tim pelatih.

Para pemain tunggal putri ini harus bisa cepat menguasai lapangan, lebih cepat beradaptasi, terus menjaga fokus, lebih cepat mengganti pola permainan, dan semakin disiplin dalam berlatih.

"Latihan mereka harus lebih fokus dan disiplin. Jika latihannya baik, maka daya tahan meningkat, teknik baik, dan semakin percaya diri," tutur Minarti.


Asisten pelatih tunggal putri utama pemusatan latihan nasional, Minarti Timur, berfoto seusai memimpin latihan di HallCipayung, Jakarta Timur, Rabu (4/1/2017).(DIYA FARIDA PURNAWANGSUNI/JUARA.NET)

Perbaikan dan kekurangan-kekurangan tersebut pun disadari oleh skuat tunggal putri yang diisi para pemain muda.

"Saya juga merasa ada peningkatan tahun ini. Saya bermain dengan tak mau kalah. Namun, saya masih kurang di penyelesaian untuk mendapatkan poin. Saya bisa mengolah bola, tapi ketika harus mematikan lawan dan mengambil poin, saya malah tak bisa. Saya harus bisa semakin baik," ucap Fitriani.

Baca Juga:

Hal senada disampaikan Dinar Dyah Ayustine. "Saya merasa lebih kuat di lapangan. Apalagi, latihan saya memang ditambah untuk penguatan kaki karena kekuatan kaki masih kurang," kata Dinar.

Tak hanya itu, Dinar juga merasa tertantang dengan kehadiran Fitriani. Dinar masuk pelatnas pada 2014, sedangkan Fitriani pada 2015. Namun, Fitriani saat ini sudah mengisi ranking ke-23 dunia, sedangkan Dinar ranking ke-33 dunia.

"Hal ini tentu memotivasi saya karena saya berpikir bahwa Fitriani saja bisa, maka saya juga bisa," ujar Dinar.


Editor : Delia Mustikasari
Sumber : Tabloid BOLA No. 2.767


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X