Dalam 24 jam, pebalap Movistar Yamaha, Maverick Vinales, mengalami dua hal berbeda. Pada Minggu (7/5/2017), dia mendapatkan hal tidak menggembirakan, namun dia merasakan yang sebaliknya sehari kemudian.
Penulis: Arief Kurniawan
GP Spanyol di Jerez adalah kali pertama kita melihat seorang Vinales yang merupakan favorit juara dunia 2017 sejak awal musim tampil jauh dari harapan. Dia finis di posisi keenam dan berselisih hampir 25 detik dari sang pemenang, Dani Pedrosa (Honda).
Waktu itu ia mengeluhkan tidak ada grip sama sekali, apakah itu untuk ban depan atau belakang. Juga untuk belokan ke kanan atau kiri. Dia pun merasa selalu ingin terjatuh selama balapan.
Sehari kemudian saat tes di sirkuit yang sama, dengan setelan motor yang sama, ban yang sama, suhu udara yang juga dianggap sama, Vinales merasakan hal yang 180 derajat. Pebalap 22 tahun ini bukan hanya menjadi yang tercepat, tetapi juga secara umum memiliki kecepatan yang konstan.
Tidak ada keluhan apa pun, apakah itu grip dan sebagainya. Intinya, Vinales dan Yamaha merasa puas dengan hasil tes dan merasa telah menemukan sebagian penyebab kedodorannya pada lomba hari Minggu.
Baca Juga:
- Ultimatum Everton untuk Ross Barkley
- Dedikasi Ganda Ezequiel Garay
- Vettel Angkat Bicara soal Rumor Kepindahannya ke Mercedes
Semua Sama, Kecuali Sasis
Menurut Massimo Meregalli, Direktur Tim Yamaha MotoGP, pada tes itu Vinales hanya mengganti kerangka motornya.
"Semua sama, dari setelan hingga ban. Vinales merasakan apa yang tadinya ia harapkan itu terjadi saat balapan. Kami melakukan simulasi separuh lomba dan hasilnya lebih cepat dari waktu saat balapan," kata Meregalli dalam rilis Yamaha.
Vinales mengamini apa yang dikatakan oleh bosnya itu. Dia merasakan bahwa kecepatan yang ia peroleh pada seri-seri sebelumnya tetap dia peroleh pada tes itu.
"Sasis baru ini melahirkan hasil yang sungguh berbeda. Namun, saya tetap melihat ada aspek positif dan negatif dari sisi lain terhadap sasis ini. Kami mesti melihat data lebih komprehensif tentang plus-minusnya," kata pebalap Spanyol ini.
Saat lomba Vinales menggunakan ban hard di depan dan medium di belakang, begitu juga saat tes. Suhu pada hari Minggu itu 28 derajat Celsius, sementara sewaktu tes pada angka 29 derajat. Artinya, komparasi bisa dilakukan sempurna.
Karena Vinales pun tidak mengubah setelan dari Minggu ke Senin, untuk sementara Yamaha menyimpulkan bahwa sasis adalah sang pembeda.
Kalau saat lomba Vinales lebih banyak membuat putaran terbaik 1 menit 41 detik, maka saat tes justru 1 menit 40 detik. Total waktu yang diambil pada separuh balapan awal dan simulasi lomba itu pun jauh berbeda.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.767 |
Komentar